Respons Tarif Resiprokal AS, Airlangga Koordinasi dengan PM Anwar Ibrahim

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim di kantornya di Putrajaya. Foto: dok Kemenko Perekonomian.

Respons Tarif Resiprokal AS, Airlangga Koordinasi dengan PM Anwar Ibrahim

Ade Hapsari Lestarini • 4 April 2025 21:24

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menindaklanjuti kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

Airlangga bergerak cepat membangun komunikasi dengan negara-negara ASEAN yang sama-sama terkena tarif resiprokal sebagaimana diumumkan oleh Presiden Trump pada 2 April 2025.

Menko Airlangga memilih untuk segera berkomunikasi dan mendatangi Malaysia yang saat ini bertindak selaku Keketuaan ASEAN 2025.

Dalam kunjungan ke Kuala Lumpur pada Kamis, 3 April 2025, Menko Airlangga mengadakan pertemuan dengan Deputy Prime Minister of Malaysia I Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi di kediaman resmi DPM I. Mereka membahas perkembangan terbaru kebijakan tarif resiprokal AS.

Sementara pada kunjungan hari kedua Jumat, 4 April 2025, Menko Airlangga diterima langsung oleh PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim di kantornya di Putrajaya. PM Anwar Ibrahim menyampaikan pertemuan tersebut untuk mendiskusikan perkembangan dari berbagai kerja sama ekonomi Malaysia dengan Indonesia.


Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim di kantornya di Putrajaya. Foto: dok Kemenko Perekonomian.

"Prioritas juga diberikan untuk memperkuat dan memperbarui sinergi ekonomi, yang mencerminkan komitmen kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Malaysia ke tingkat yang lebih baik di masa mendatang," kata dia, dilansir laman Kemenko Perekonomian, Jumat, 4 April 2025.

PM Anwar Ibrahim pihaknya memanfaatkan sepenuhnya persahabatan erat kedua negara, terutama dalam memperkuat lebih banyak lagi kegiatan ekonomi dan perdagangan, yang melibatkan para Pengusaha Indonesia dan Malaysia di berbagai sektor terkait.

"Malaysia selaku Keketuaan ASEAN 2025, menjadi sangat penting untuk mendorong penguatan kerja sama seluruh Negara ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk respons atas kebijakan tarif resiprokal AS," tambah Menko Airlangga.

Sejalan dengan Menko Airlangga, PM Anwar juga mengatakan, sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Malaysia membutuhkan kerja sama dari semua negara tetangga termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas Malaysia sebagai tujuan investasi, pariwisata, dan perdagangan di kawasan.

Pada pertemuan tersebut, PM Anwar Ibrahim didampingi oleh Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri (MITI) Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Azis.

 

Baca juga: Indonesia Bersiap Menghadapi Perlambatan Ekonomi karena Tarif AS
 

Penguatan ekonomi regional ASEAN


Setelah pertemuan dengan PM Anwar, Menko Airlangga langsung menindaklanjuti untuk pertemuan khusus dengan MITI Tengku Zafrul. Pada pertemuan tersebut, Tengku Zafrul mengatakan pertemuan dengan Menko Airlangga juga membahas strategi untuk penguatan ekonomi regional ASEAN.

"Dalam lingkungan global yang penuh ketidakpastian, persatuan ASEAN bukan lagi pilihan, tetapi menjadi suatu keharusan. Mari kita perkuat ekonomi regional untuk kesejahteraan bersama," ujar Tengku Zafrul.  

Menko Airlangga pun menegaskan, posisi ASEAN di Indo Pasifik sangat penting, bisa menjadi satu kekuatan yang sangat besar, untuk mendorong penguatan ekonomi regional di Kawasan ASEAN dan di tingkat global.

MITI Tengku Zafrul dan Menko Airlangga sepakat, pada saat ekonomi global sedang bergejolak, maka suara ASEAN perlu lebih lantang. 

Indonesia dan Malaysia akan memanfaatkan Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/TIFA)  untuk mencari keuntungan dari perdagangan timbal balik dan mengupayakan berbagai perjanjian kerjasama dengan AS.

"Perlu dilakukan sinkronisasi antar negara-negara ASEAN, karena dari 10 negara ASEAN, semua terkena dampak kebijakan tarif resiprokal AS, sehingga perlu secara kolektif membangun komunikasi dan engagement dengan Pemerintah AS," kata Airlangga.

Keduanya mengakui kebijakan tarif Presiden Trump menimbulkan tantangan yang besar terhadap dinamika perdagangan global. Dengan tetap menghormati kebijakan tersebut, Indonesia dan Malaysia percaya pada hubungan yang konstruktif dan saling menguntungkan. Keduanya berkomitmen untuk menjaga kepentingan ekonomi dengan tetap menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan AS.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)