M Sholahadhin Azhar • 12 September 2025 14:36
Jakarta: Sejumlah pihak terus mendorong peningkatan edukasi kesehatan dan kualitas gizi masyarakat di wilayah 3T. Hal tersebut sebagai upaya mendukung peningkatan literasi kesehatan masyarakat, yang digaungkan pemerintah.
Salah satu langkah konkret, dilakukan TBIG selama Agustus 2025. Yakni, melalui program di bidang kesehatan berupa edukasi Pola Hidup Sehat, Pola Konsumsi Sehat, dan Pola Sanitasi Sehat (3P) yang berdampak pada 4.204 masyarakat di Pulau Kalimantan.
Chief of Business Support Officer TBIG, Lie Si An, menuturkan program pihaknya berfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui edukasi kesehatan. Pihaknya ingin memastikan masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang konsumsi sehat, sanitasi, dan pola hidup sehat.
“Selain itu, bantuan makanan bergizi kami salurkan untuk mendukung tumbuh kembang anak,” ujar Lie, dalam keterangannya, Jumat, 12 September 2025.
Dia menambahkan hingga akhir 2025, TBIG menargetkan terlaksananya lebih dari 500 kegiatan serupa di seluruh Indonesia.
Presiden Direktur TBIG, Herman Setya Budi, menegaskan kesehatan adalah fondasi dari pembangunan manusia, dan literasi kesehatan merupakan kunci agar masyarakat dapat menjaga dirinya secara mandiri. Data penelitian terbaru menunjukkan hampir separuh masyarakat Indonesia masih memiliki literasi kesehatan rendah.
Berdasarkan jurnal berjudul Health literacy and associated factors among patients with chronic diseases in Indonesia, yang diterbitkan Maret 2025 di Journal of Public Health (Jerman), menemukan 49% responden memiliki tingkat literasi kesehatan yang rendah. Penelitian lain di sejumlah puskesmas di Indonesia menunjukkan kondisi lebih memprihatinkan, di mana 60%–80% responden memiliki literasi kesehatan rendah dan tidak memadai.
“Fakta ini menjadi alarm bagi kita semua, termasuk dunia usaha, untuk turun tangan,” ujar dia.
Melalui program edukasi kesehatan dan bantuan gizi, TBIG ingin menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan berdaya.
“Kami percaya bahwa investasi pada kesehatan masyarakat hari ini adalah investasi untuk masa depan Indonesia yang lebih kuat,” ujar dia.
Herman menambahkan TBIG mendasari seluruh program dengan prinsip-prinsip ESG, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), serta panduan ISO 26000. “Dengan pendekatan ini, kami memastikan setiap program tidak hanya berdampak sesaat, tetapi berkelanjutan, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar dia.
Sementara itu, Eva, warga Desa Tumbang Tukun, Kapuas Tengah, Kalimantan Tengah, mengapresiasi bantuan yang diberikan TBIG melalui aksi Bangun Sehat Bersama. Dia mengaku mendapat banyak pengalaman baru tentang menjaga kesehatan mulut dan gigi, serta cara mencuci tangan yang benar.
“Kami merasa terbantu dan berharap kegiatan ini dapat berlanjut untuk membekali kami dalam hal kesehatan maupun lainnya,” ujar Eva.