#OnThisDay 13 September: Ledakan Bom di Bursa Efek Jakarta (BEI) Tahun 2000

Ilustrasi. Foto: Dok MI

#OnThisDay 13 September: Ledakan Bom di Bursa Efek Jakarta (BEI) Tahun 2000

Whisnu Mardiansyah • 13 September 2025 12:08

Jakarta: Sore itu, Rabu 13 September 2000, aktivitas sibuk di pusat keuangan Jakarta tiba-tiba berubah menjadi kepanikan. Sekitar pukul 15.17 WIB sebuah kendaraan yang di parkir di lantai parkir bawah (P2) Gedung Bursa Efek Jakarta meledak karena rentetan ledakan mobil lainnya.

Kobaran api, dan kolom asap hitam yang membubung ke kawasan Sudirman. Di antara asap dan reruntuhan, puluhan orang terluka dan 10 orang dilaporkan tewas. Banyak korban adalah sopir atau tenaga pendukung yang menunggu kendaraan bos mereka di ruang parkir yang biasanya padat pada jam pulang kantor.

Penyelidikan awal mengarah pada  kelompok yang melibatkan warga sipil dan oknum militer. Menurut berkas penyidikan yang dilaporkan media dan pengadilan, bom dirakit dan disiapkan di sebuah bengkel di Ciganjur (Krung Baro Motor).

Kotak berisi bahan peledak dimasukkan ke bagasi sebuah Toyota Mark II yang kemudian diparkirkan di lokasi yang direncanakan. Nama-nama yang kemudian disebut dalam berkas penyidikan termasuk Tengku Ismuhadi Jafar (pemilik bengkel/tersangka intelektual) dan Nuryadin (pengerakit/penyampai). Beberapa tersangka yang lain dalam kronologi ini tercatat sebagai mantan anggota satuan TNI (Kopassus/Kostrad) yang terlibat dalam pengemudian/penempatan kendaraan.
 

Baca: #OnThisDay 12 September: Tragedi Berdarah Tanjung Priok 1984

Siang hari, 13 September 2000, dua mobil bergerak dari arah Ciganjur menuju kawasan Sudirman. Saksi melaporkan satu mobil memasuki gedung BEJ dan diparkir di lantai P2. Pelaku yang menempatkan bom kemudian pergi, bergabung dengan rekannya yang memantau di luar gedung. 

Detonasi dan ledakan beruntun, sekitar pukul 15.17 WIB terdengar ledakan keras di area parkir bawah BEJ. Bom yang meledak memicu kebakaran pada beberapa kendaraan yang terparkir, menciptakan asap hitam tebal yang menyebar ke area trading dan lorong-lorong parkir sehingga banyak korban.

Empat bulan setelah kejadian, polisi menangkap enam orang yang diduga terlibat. Mereka adalah Ismuhadi, Ibrahim Amd, Sersan Iwan, Kopral Ibrahim Hasan, Iswadi Jamil, dan Nuryadin. Para pelaku diduga berafiliasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), meskipun beberapa terdapat anggota TNI.

Ismuhadi merupakan pemilik bengkel Krung Baro di Ciganjur, Jakarta Selatan, lokasi pembuatan bom. Pria mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu disebut-sebut sebagai otak utama aksi ini. Sementara, bom berbahan peledak TNT dan RDX itu dirakit oleh dua oknum anggota TNI, yakni Sersan Irwan dan Kopral Ibrahim Hasan. Irwan juga menjadi operator bom bersama Ismuhadi. Irwan kala itu merupakan anggota Grup V Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sedangkan Ibrahim anggota Detasemen Markas Komando Strategi Cadangan Angkatan Darat (Kostrad).

*Pengerjaan artikel berita ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)