Ilustrasi. Foto: mas-software.com
Husen Miftahudin • 14 September 2025 16:15
Jakarta: Mengetahui Harga Pokok Penjualan (HPP) sangat penting agar pelaku usaha bisa mengukur modal produksi secara akurat dan menentukan harga jual yang tepat. Tanpa perhitungan HPP yang benar, margin keuntungan bisa jadi tidak realistis dan laporan keuangan menjadi kurang jelas.
HPP adalah total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa dijual dalam periode tertentu, termasuk pengeluaran langsung dan sebagian pengeluaran tidak langsung pada proses produksi. Ini mencakup persediaan awal barang, biaya pembelian barang, dan persediaan akhir yang belum terjual.
Berikut rumus dan contoh perhitungan HPP, dikutip dari laman Telkomsel dan Amartha blog.
Rumus perhitungan HPP
Rumus standar untuk menghitung HPP adalah:
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir |
- Persediaan awal adalah nilai stok barang dagang yang ada di awal periode akuntansi
- Pembelian bersih adalah total pembelian barang dagang selama periode tertentu, dikurangi retur pembelian dan potongan, juga memperhitungkan biaya angkut jika ada.
- Persediaan akhir adalah stok barang yang masih ada di akhir periode yang bersangkutan.
(Ilustrasi. Foto: Majoo.id)
Contoh perhitungan HPP
Misalnya sebuah toko mencatat laporan keuangan tahun 2021 dengan rincian sebagai berikut:
- Persediaan awal barang: Rp300.000.000
- Total pembelian bersih selama tahun berjalan: Rp500.000.000
- Persediaan akhir barang: Rp400.000.000
Maka rumus perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) dapat diterapkan seperti ini:
HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan akhir
HPP = Rp300.000.000 + Rp500.000.000 – Rp400.000.000
HPP = Rp400.000.000
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa toko tersebut telah mengeluarkan biaya pokok penjualan sebesar Rp400.000.000 untuk produk yang berhasil terjual sepanjang 2021.
(Aulia Rahmani Hanifa)