Airlangga Dorong Potensi Sektor Semikonduktor dan AI untuk Ekonomi Digital RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dokumen Kemenko Perekonomian

Airlangga Dorong Potensi Sektor Semikonduktor dan AI untuk Ekonomi Digital RI

Annisa Ayu Artanti • 16 January 2025 15:22

Jakarta: Pemerintah mendorong potensi sektor semikonduktor dan artificial intelligence (AI) dalam perkembangan ekonomi digital. 

Seperti diketahui, ekonomi digital berpotensi besar menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi yang mencapai sebesar sembilan persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di 2024.
 
Ekonomi digital harus diakselerasi sehingga mampu meningkat di kisaran 11,1 persen sampai 13,4 persen di 2030 dan lebih besar lagi yaitu 15,5 persen hingga 19,8 persen di 2045.

"Komitmen Indonesia terhadap inovasi juga harus ditingkatkan. Saat ini, posisi Indonesia pada Global Innovation Index (GII) 2024 berada di peringkat 54 atau naik tujuh peringkat dari 2023. Ini harus didorong lagi supaya peringkatnya menjadi lebih baik,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Seminar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bertema “Semikonduktor dan AI sebagai Penggerak Revolusi Teknologi Masa Depan” dikutip dari siaran pers, Kamis, 16 Januari 2025.

Dalam konteks global, AI diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Pada 2030, AI diperkirakan akan berkontribusi hingga USD15,7 triliun melalui peningkatan produktivitas dan konsumsi. Selain itu, AI juga dapat meningkatkan PDB Asia Tenggara sebesar USD1 triliun pada 2030, dengan kontribusi Indonesia hingga 40 persen atau setara USD366 miliar.

“Semikonduktor dan AI memiliki peran penting untuk perkembangan teknologi dan masa depan dunia. Saya senang karena ini ada dua hal yang dikombinasikan, yaitu antara hardware dan software. Memang tidak ada AI tanpa semikonduktor dan tidak ada semikonduktor yang sekarang tanpa AI, dan ini bergerak beriringan,” ujar Airlangga.

 
Baca juga: 

Siap-siap, 41% Pemberi Kerja akan Gantikan Pekerja dengan AI



Ilustrasi artificial intelligence (AI)

Permintaan global terhadap semikonduktor


Lebih lanjut, dia menjelaskan, kemajuan AI juga tergantung pada kapasitas komputasi data center yang bergantung pada semikonduktor. Berdasarkan laporan McKinsey, permintaan global terhadap semikonduktor pada 2030 diproyeksikan mencapai USD1 triliun, didominasi oleh sektor data center (33 persen), komunikasi nirkabel (26 persen), dan otomotif (14 persen).

Seiring dengan hal tersebut, permintaan semikonduktor di dalam negeri juga meningkat. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, pemerintah telah menargetkan produksi EV roda empat sebanyak 600 ribu unit pada 2030, sementara produksi ponsel genggam serta tablet juga telah mencapai 40,2 juta unit pada 2022.

Di sisi lain, Indonesia masih sangat bergantung pada impor semikonduktor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Nilai impor diproyeksikan terus meningkat secara signifikan dan mencapai sekitar USD22,31 miliar pada 2045.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah tengah menyusun roadmap ekosistem semikonduktor yang komprehensif dengan melibatkan berbagai stakeholders terkait. Roadmap ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dasar penciptaan ekosistem industri semikonduktor ke depannya.


“Pemerintah melihat sektor digital dan AI menjadi kunci, dan kalau kita mau menjadi global supply chain, kita harus jumpstart. Indonesia harus menggunakan SDA atau resources kita sebagai leverage ke depan, kedua juga harus menggunakan leverage ekonomi digital dalam negeri, dan harus memperlihatkan kualitas sumber daya manusia kita terutama untuk back-office,” tutur Airlangga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)