Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Jakarta: Generasi Z (Gen Z) kerap menggunakan frasa "oke, boomer" untuk menanggapi komentar yang dianggap merendahkan atau tidak relevan dari generasi baby boomer. Namun, kenyataannya, banyak baby boomer yang tidak selalu berada dalam kondisi baik, baik dulu maupun sekarang.
Meskipun mereka menikmati beberapa keuntungan ekonomi, mereka juga harus menghadapi tantangan seperti inflasi, resesi, dan perubahan pasar kerja.
"Gen Z sering melihat kekayaan baby boomer seperti rak buku yang tertata rapi," ujar Pendiri dan CEO The New Workforce Kraig Kleeman dikutip dari Nasdaq, Kamis, 20 Maret 2025.
Berikut adalah empat anggapan salah yang sering dimiliki Gen Z tentang generasi boomer dan keuangan mereka.
1. Pensiun itu mudah
Generasi
baby boomer membutuhkan lebih banyak uang untuk pensiun saat ini dibandingkan dengan para pensiunan di 1970-an. Rata-rata tunjangan Jaminan Sosial bulanan pada 1975 hanya sekitar Rp2,9 juta (jika dikonversi ke rupiah dengan kurs saat ini), sedangkan saat ini mencapai sekitar Rp27,5 juta untuk pekerja yang sudah pensiun.
"Banyak
baby boomer menghadapi kenaikan biaya kesehatan dan hidup lebih lama daripada tabungan mereka. Orang-orang sekarang hidup lebih lama, dan itu bagus. Namun, itu juga berarti uang pensiun harus cukup untuk 25 atau 30 tahun," kata pendiri dan CEO Modern SBC Kevin Connor.
"Banyak anak-anak
baby boomer yang tumbuh tanpa memikirkan hal ini. Itulah mengapa kita masih melihat banyak
boomer yang bekerja bahkan setelah usia 70 tahun. Mereka berusaha memenuhi kebutuhan hidup."
(Ilustrasi generasi Z. Foto: Freepik)
2. Boomer memiliki keamanan kerja
Menurut survei American Staffing Association, 37 persen Gen Z mengaku khawatir kehilangan pekerjaan sebelum akhir tahun, dibandingkan dengan hanya 11 persen pekerja
baby boomer.
Meskipun
baby boomer mengalami lebih sedikit pergantian pekerjaan dan pasar kerja yang lebih stabil dibandingkan Gen Z, generasi ini memulai karier profesional mereka pada 1970-an, saat inflasi tinggi, stagflasi, dan harga energi yang melambung mengubah kebijakan moneter Amerika.
"Bayangkan mencoba menabung ketika setiap gaji terasa sangat tipis. Mereka menghadapi kesempatan kerja yang terbatas, tetapi membangun ketahanan karena kebutuhan. Di sisi lain, Gen Z menikmati pasar kerja yang lebih fleksibel dan tingkat inflasi yang lebih rendah. Namun, bukan berarti tekanan finansial yang mereka hadapi kurang nyata—hanya saja berbeda," kata Kleeman.
3. Boomer membayar lebih murah untuk segalanya
Inflasi mencapai rekor tertinggi saat generasi
boomer memulai karier dan keluarga mereka pada 1970-an dan awal 1980-an, dengan puncaknya mencapai 13,5 persen pada tahun 1980, dibandingkan dengan rata-rata 2,7 persen pada November 2024 lalu.
4. Boomer adalah orang kaya
Kepemilikan rumah, yang sering dianggap sebagai indikator kekayaan, lebih mudah dicapai oleh generasi
boomer dibandingkan Gen Z. Menurut data dari Madison Trust, sebuah perusahaan IRA mandiri, harga rata-rata rumah keluarga tunggal pada 1974 (setelah disesuaikan dengan inflasi) adalah sekitar Rp3,5 miliar (jika dikonversi ke rupiah dengan kurs saat ini), sedangkan pada 2023 mencapai sekitar Rp7,3 miliar. (
Avifa Aulya Utami Dinata)