Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 4 June 2025 05:05
Kyiv: Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengklaim bahwa mereka telah melakukan operasi bawah laut yang merusak Jembatan Kerch. Ini adalah jembatan yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.
Dalam sebuah pernyataan di Telegram, dinas intelijen mengatakan operasi bawah laut tersebut telah dipersiapkan selama beberapa bulan.
"Agen SBU menambang pilar-pilar objek ilegal ini. Dan hari ini, tanpa ada korban sipil, pada pukul 4.44 pagi, alat peledak pertama diaktifkan," bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip Anadolu, Rabu 4 Juni 2025.
Penyangga bawah air rusak parah di bagian bawah, kata intelijen Ukraina pada Selasa 3 Juni 2025, seraya menambahkan bahwa mereka menggunakan 1.100 kg bahan peledak setara TNT.
Mereka mengklaim jembatan tersebut tidak dapat diperbaiki.
Kepala SBU, Letnan Jenderal Vasyl Malysh, secara pribadi mengawasi operasi tersebut dan mengoordinasikan perencanaannya, kata SBU.
Dalam pernyataan terpisah, kepala intelijen pertahanan Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan bahwa ia mengawasi perencanaan operasi sabotase dan mengoordinasikan tindakan para pesertanya.
Menurutnya, tindakan serupa telah menjadi tradisi bagi dinas intelijennya, dan merujuk pada serangan di jembatan pada 2022 dan 2023. Ia mengatakan serangan saat ini merupakan kelanjutan dari rangkaian ini, meskipun kali ini dilakukan di bawah air.
Untuk mendukung klaim mereka, pihak Kyiv menerbitkan rekaman video yang menunjukkan ledakan tersebut.
Rusia belum mengomentari klaim Ukraina secara resmi. Namun, lalu lintas kendaraan di Jembatan Krimea dihentikan sementara, menurut pesan yang diunggah di saluran Telegram yang memantau pembaruan operasional di dekat jembatan.
"Pergerakan kendaraan melintasi Jembatan Krimea telah diblokir sementara," demikian bunyi pemberitahuan tersebut.
Pengemudi di jembatan dan di zona pemeriksaan diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi dari petugas keamanan transportasi.
Para blogger militer Rusia mengatakan bahwa sekitar pukul 5.00 pagi waktu setempat pasukan Ukraina mencoba melakukan serangan lain di Jembatan Krimea, menggunakan kendaraan bawah air.
Menurut mereka, ledakan terjadi di dekat salah satu dermaga, tetapi strukturnya sendiri tetap utuh karena alat peledak meledak di sekitar penghalang pelindung. Beberapa puing berserakan di jalan raya, yang menyebabkan lalu lintas terhenti.