Harga Emas Dunia Merosot

Ilustrasi emas batangan. Foto: Associated Press.

Harga Emas Dunia Merosot

Husen Miftahudin • 2 November 2023 10:09

Jakarta: Harga emas merosot mendekati level terendah dalam tujuh bulan terakhir, terbebani oleh penguatan dolar dan peningkatan imbal hasil obligasi karena kemungkinan suku bunga AS tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Melansir CNBC International, Kamis, 2 November 2023, harga emas di pasar spot turun 0,3 persen pada USD1.822,42 per ons, level terendah sejak awal Maret. Emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD1.840,00 per ons.

Pembukaan lapangan kerja di AS secara tak terduga meningkat pada Agustus, hal ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat yang dapat memaksa Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga bulan depan.

"Laporan JOLTS mengejutkan pasar karena meningkatkan prospek kenaikan suku bunga lagi tetapi juga menurunkan ekspektasi perlambatan ekonomi AS, sehingga menekan logam mulia," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan, yang dihargai dalam dolar dan tidak menghasilkan bunga.

Baca juga: Fed AS Masih Tahan Suku Bunga di Level Tertinggi
 

Sempat naik


Harga emas sempat naik sebentar di awal sesi karena dolar melemah tajam terhadap yen, hanya beberapa saat setelah sempat naik di atas 150 untuk pertama kalinya sejak Oktober 2022. Kondisi ini menandakan kemungkinan intervensi oleh Bank of Japan.

"Jika Bank of Japan melakukan intervensi, hal ini dapat melemahkan dolar dalam jangka pendek dan memberikan dukungan pada logam mulia," tambah Moya.

Fokus pasar sekarang tertuju pada data non-farm payrolls September yang akan dirilis pada Jumat.

"Kami menegaskan kembali target 12 bulan kami sebesar USD1.725 per ons dan tetap berhati-hati terhadap emas," kata analis Julius Baer, Carsten Menke.

Sementara perak di pasar spot naik 0,4 persen pada USD21,16 per ons. Platinum turun 0,9 persen menjadi USD869,74. Paladium, yang terutama digunakan oleh produsen mobil, tergelincir 1,9 persen menjadi USD1.178,72, terendah sejak akhir 2018.

"Palladium terlihat tertantang secara struktural karena permintaan diarahkan pada mobil dengan mesin pembakaran internal. Palladium mungkin merupakan korban pertama dari transisi energi," tulis BofA dalam catatan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)