Ilustrasi. Foto: Unsplash.
Husen Miftahudin • 2 November 2023 08:28
Washington: Federal Reserve AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 22 tahun terakhir untuk pertemuan kedua berturut-turut, seiring langkahnya untuk memperlambat inflasi tanpa merusak perekonomian yang kuat.
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga pinjaman acuan antara 5,25 persen dan 5,50 persen memberikan waktu bagi para pembuat kebijakan untuk menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter.
Dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 2 November 2023, Dewan Kebijakan Federal Reserve AS atau Federal Open Market Committee (FOMC) mengakui keputusan ini sudah diperkirakan secara luas, mengingat tujuan The Fed untuk memperlambat inflasi ke target jangka panjang sebesar dua persen.
"Ini menandai pertama kalinya para pejabat mempertahankan suku bunga stabil pada dua pertemuan berturut-turut sejak mereka mulai mengetatkan kebijakan moneter tahun lalu," ungkap Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Meskipun tidak ada pengetatan moneter, jelas dia, perjalanan Amerika Serikat masih panjang untuk menurunkan inflasi ke target jangka panjang dua persen secara berkelanjutan. "The Fed sama sekali tidak memikirkan penurunan suku bunga saat ini," papar dia.
Bank sentral AS mengatakan setiap keputusan penguatan kebijakan di masa depan akan memperhitungkan pengetatan kebijakan moneter secara kumulatif. Sebab kelambanan kebijakan moneter memengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan.