Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik. Istimewa
Arga Sumantri • 30 October 2024 21:38
Kalimantan Timur: Pengelolaan tambang yang buruk akan mengancam kehidupan di masa depan. Hal ini sudah terjadi di Nauru, sebuah negara di kawasan Pasifik Tengah yang sekarang menjadi negara termiskin di dunia dan kesulitan air bersih, padahal sebelumnya menjadi salah satu negara terkaya di dunia.
"Nauru adalah negara kecil yang kaya karena tambang. Tapi karena mereka tidak mengelola untuk masa depan, sekarang mereka menjadi negara termiskin di dunia," buka Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik dalam keterangannya, Rabu, 30 Oktober 2024.
Akmal mengatakan langkah progresif harus menjadi komitmen dalam pengelolaan lahan bekas tambang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan lahan bekas tambang yakni dengan penanaman kakao.
Penanaman bibit kakao dilakukan di lokasi Kawasan Pengembangan Masa Depan atau disingkat Kembang Mapan. Total luasnya 709,9 hektare. Pola pengelolaan tambang di Berau Coal ini, kata Akmal, jauh berbeda dengan apa yang sudah terjadi di Republik Nauru, era 80-an lalu.
"Konsep kelola tambang Berau Coal sangat memerhatikan kepentingan masa depan dan transformasi dari tambang menuju pertanian, peternakan dan perikanan," ujarnya.
Namun, kata Akmal, langkah progresif ini bukan tanpa halangan. Sebab, masih berkembang stigma negatif bahwa tambang menghadirkan kehancuran dan kerusakan lingkungan hidup.
Baca juga: Prabowo Minta Program Hilirisasi 26 Komoditas Segera Dijalankan |