AS dan Prancis Akan Pastikan Gencatan Senjata Hizbullah-Israel Dipatuhi

Presiden AS Joe Biden. (Anadolu Agency)

AS dan Prancis Akan Pastikan Gencatan Senjata Hizbullah-Israel Dipatuhi

Willy Haryono • 27 November 2024 07:12

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut gencatan senjata antara kelompok Hizbullah dan Israel sebagai "kabar baik,” dengan mengatakan bahwa kesepakatan ini akan berlaku efektif pada Rabu pagi, beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa kesepakatan telah disetujui.

Melansir dari The New Arab, Rabu, 27 November 2024, gencatan senjata akan dimulai pukul 04:00 pagi waktu setempat (0200 GMT), kata Biden, saat berbicara di Gedung Putih setelah kantor Netanyahu mengatakan para menterinya telah menyetujui kesepakatan tersebut.

Sepuluh menteri Israel memberikan suara mendukung dan satu menentang, kata kantor perdana menteri Israel.

Washington adalah sekutu utama dan pendukung militer Israel, dan Biden memuji kesepakatan tersebut sebagai "awal baru" bagi Lebanon.

Netanyahu berterima kasih kepada Biden atas "keterlibatannya" dalam menjadi perantara kesepakatan tersebut.

AS, Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan G7 semuanya telah mendorong penghentian pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran setelah lebih dari setahun terjadi kekerasan, yang telah menewaskan sedikitnya 3.823 orang di Lebanon, sebagian besar sejak September.

Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan gencatan senjata akan melindungi Israel dari Hizbullah dan menciptakan kondisi untuk "ketenangan abadi.”

Bersama Prancis, AS akan memastikan kesepakatan itu "dilaksanakan sepenuhnya,” kata pernyataan bersama.

Dalam pidato yang disiarkan televisi menjelang pemungutan suara kabinet keamanan, Netanyahu mengatakan: "Lamanya gencatan senjata bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon."

Pengumuman disampaikan menyusul serangan terberat di Beirut - termasuk serangkaian serangan di pusat kota - sejak Israel meningkatkan kampanye udaranya di Lebanon pada akhir September sebelum pasukannya menyerbu di bulan Oktober.

Serangan berlanjut setelah pidato Netanyahu, dengan distrik komersial pusat Hamra diserang.

Hizbullah, yang belum membuat pernyataan resmi tentang gencatan senjata, mengaku bertanggung jawab atas serangan di Israel utara setelah perjanjian itu diumumkan.

Kelompok bersenjata tersebut telah menderita kerugian besar dalam beberapa pekan terakhir, termasuk tewasnya pemimpin Hassan Nasrallah dalam serangan udara.

Hizbullah tidak berpartisipasi secara langsung dalam perundingan gencatan senjata, dengan juru bicara parlemen Lebanon Nabih Berri yang menjadi penengah atas nama kelompok tersebut.

Baca juga:  Hizbullah dan Israel Sepakati Gencatan Senjata di Lebanon

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)