Di KTT AZEC, Jokowi Sampaikan Pentingnya Dukungan Pendanaan Transisi Energi

Presiden Jokowi menyampaikan pandangannya pada KTT AZEC di Main Hall Kantor PM Jepang, Tokyo. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

Di KTT AZEC, Jokowi Sampaikan Pentingnya Dukungan Pendanaan Transisi Energi

Indriyani Astuti • 18 December 2023 16:21

Tokyo: Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan setiap negara memiliki strategi yang unik dan berbeda dalam menjelaskan transisi energi.

Oleh karena itu, menurutnya penting adanya pengakuan terhadap transisi energi yang beragam serta dukungan pendanaan. Hal itu disampaikan presiden sebagai panduan yang bisa dilakukan Asia Zero Emission Community (AZEC) untuk menghadapi perubahan iklim.

"Indonesia memiliki Indonesian Way of Just Energy Transition melalui pengembangan EBT (energi baru terbarukan) dan penguatan upaya dekarbonisasi," ujar Presiden saat menyampaikan pandangannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT AZEC) yang digelar di Main Hall Kantor PM Jepang, Tokyo, Senin, 18 Desember 202.

Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan harapan agar kerja sama AZEC dapat menekankan pentingnya kerja sama dekarbonisasi pendanaan yang inklusif untuk mengembangkan berbagai proyek CCS & CCUS.

Baca juga: Indonesia Rugi Rp544 Triliun Gegara Perubahan Iklim

Tren baru transisi energi

Teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) adalah tren baru dalam transisi energi untuk mencapai tujuan global emisi nol karbon atau Net Zero Emission (NZE).

Presiden Jokowi juga mengatakan Indonesia sebagai negara hutan tropis terbesar ketiga di dunia, telah melakukan upaya menekan laju perubahan iklim.

Mulai dari pengurangan emisi dengan tekan laju deforestasi dan degradasi hutan serta mengembangkan potensi mangrove yang dapat menyerap karbon.

Panduan lain yang bisa dilakukan ialah memberikan dukungan pendanaan inovatif. Jokowi menyebut perkiraan kebutuhan pendanaan transisi energi ASEAN mencapai USD29,4 triliun hingga 2050.

Oleh karena itu, menurutnya diperlukan scaling up atau peningkatan pendanaan berkelanjutan untuk transisi energi yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan bermanfaat bagi rakyat.

Selain itu, ia mengatakan Indonesia memiliki berbagai pembiayaan inovatif yang kredibel seperti mekanisme transisi energi, sukuk dan obligasi hijau, serta bursa karbon.

Ia menilai sinergi pemerintah, swasta dan perbankan adalah kunci dan harus jadi game changer untuk mempercepat transisi energi sehingga realisasi proyek prioritas pengurangan emisi harus terus didorong.

"Seperti pembangkit listrik geothermal di Muara Laboh, waste to energy di Legok Nangka, dan pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah," jelas dia.

Melalui panduan tersebut, Jokowi pun berharap AZEC dapat menjadi platform yang dengan semangat kolaborasi dapat mengambil bagian konkret dalam upaya pengurangan emisi.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)