Gedung Putih di Washington DC, AS. (EPA)
Willy Haryono • 23 July 2024 09:39
Washington: Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) sekaligus calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris akan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan ini di Gedung Putih, menurut keterangan seorang ajudan Harris pada Senin kemarin.
Harris tidak akan menghadiri pidato Netanyahu di Kongres AS pada Rabu mendatang karena di hari itu, ia akan melakukan perjalanan ke Indianapolis untuk menghadiri acara yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Pidato Netanyahu di Kongres akan dipimpin Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Ben Cardin, jika Harris memang tidak hadir.
Melansir dari Malay Mail, Selasa, 23 Juli 2024, pertemuan Harris dengan Netanyahu di Gedung Putih pekan ini merupakan peristiwa terpisah dari jadwal pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden. Saat ini, Biden sedang dalam masa pemulihan dari Covid-19.
Kantor berita Politico melaporkan bahwa Netanyahu juga meminta pertemuan langsung dengan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Tetapi sejauh ini, tim Trump belum menyetujuinya.
Ajudan Harris menegaskan kembali dukungannya untuk Israel. Disebutkan bahwa Harris akan menyampaikan kekhawatirannya kepada Netanyahu atas situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, di mana serangan Israel telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina, menurut data kementerian kesehatan Gaza. Serangan Israel juga telah meratakan hampir seluruh Gaza, dan menyebabkan krisis kelaparan serta membuat hampir seluruh 2,3 juta penduduknya mengungsi.
Serangan Israel merupakan balasan atas operasi lintas batas kelompok pejuang Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Harris akan membahas upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, ucap ajudannya.
Akhir Mei lalu, Biden telah mengumumkan proposal tiga fase untuk gencatan senjata, pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina, penarikan Israel dari Gaza, dan pembangunan kembali daerah kantong terkepung itu. Negosiasi gencatan senjata masih berlangsung hingga saat ini.
Washington telah menghadapi kritik, baik dari dalam dan luar negeri, atas dukungannya terhadap Israel. Kantor kejaksaan Pengadilan Kriminal Internasional baru-baru ini meminta surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu atas dugaan kejahatan perang. Israel juga menghadapi tuduhan genosida yang telah dibantahnya.
Baca juga: Profil Kamala Harris, Penerus Joe Biden di Pilpres Amerika Serikat 2024