Menlu Swiss Hadapi Protes atas Dukungannya terhadap Israel

Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis. (EPA-EFE)

Menlu Swiss Hadapi Protes atas Dukungannya terhadap Israel

Medcom • 27 August 2024 16:00

Jenewa: Menteri Luar Negeri Swiss, Ignazio Cassis, mendapat reaksi keras atas “sikap pro-Israel”-nya pada hari Senin ketika ia berbicara di sebuah acara yang menandai ulang tahun ke-75 Konvensi Jenewa di luar kantor PBB di Jenewa.

Acara ini diselenggarakan dengan partisipasi para pejabat Dewan Keamanan PBB dari New York, perwakilan sejumlah negara di Jenewa, dan beberapa petinggi Swiss.

Ketika Cassis naik ke podium untuk berpidato, para pengunjuk rasa, yang berkumpul dalam jumlah sekitar 100 orang, mengkritiknya dan pemerintah Swiss karena dianggap “mengambil sikap mendukung Israel” di tengah-tengah aksi militer yang sedang berlangsung di Gaza.

Sambil melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan, para demonstran menuduh pemerintah Swiss terlibat dalam apa yang mereka gambarkan sebagai kejahatan perang terhadap warga Palestina.

Melansir dari Anadolu Agency, Selasa, 27 Agustus 2024, beberapa pengunjuk rasa berbaring di tanah untuk melambangkan korban sipil yang tewas di Gaza dan membawa spanduk dengan pesan-pesan seperti Cassis berlumuran darah,” “Mundur” dan “Hentikan genosida.”

Mereka juga menyampaikan keinginan agar Swiss mengakui status negara Palestina dan mempertimbangkan kembali sikapnya terhadap konflik di Gaza.

Salah satu peserta aksi, Steve Lemercier, mengatakan: “Kami di sini hari ini untuk memprotes Cassis, yang mendukung genosida terhadap warga Palestina.”

“Ada situasi yang sangat sulit di Gaza. Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkannya. Ini adalah situasi yang mengerikan. Kami mencoba untuk mengubah sesuatu. Kami ingin Cassis memahami bahwa tidak semua orang senang dengan kebijakannya. Kami ingin Swiss mengakui Palestina,” tambahnya.

Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza setelah operasi lintas batas oleh kelompok pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023, meski sudah ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata. Serangan Israel telah mengakibatkan lebih dari 40.400 kematian di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 93.500 terluka.

Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di Rafah, tempat lebih dari satu juta pengungsi Palestina berlindung sebelum wilayah tersebut diserang pada 6 Mei. (Shofiy Nabilah)

Baca juga:  Israel Mundur dari Gaza Selatan, Tinggalkan Tragedi dan Kehancuran

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)