Eks Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang. Medcom.id/Theo
Theofilus Ifan Sucipto • 10 September 2023 11:10
Jakarta: Munculnya kasus lama di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti yang terjadi bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dinilai memiliki niat terselubung. Ada upaya mengadang pendamping bakal calon presiden Anies Baswedan itu untuk berkontestasi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Ada upaya untuk filtering atau menyaring orang-orang yang betul-betul berada di barisannya yang bisa diikutkan dalam kontestasi ini," kata eks Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Obok-obok Kasus Masa Lalu Jelang Pemilu," Minggu, 10 September 2023.
Saut menangkap sinyal ada calon presiden yang difavoritkan pemerintah. Sedangkan calon lainnya cenderung dijegal.
"Dalam tiga hingga empat tahun ini ada favoritism pada yang lain, tapi bahkan sama sekali tidak pada calon ini. Naif dong kalau bilang tidak ada politiknya?" ujar dia.
Saut heran ada upaya yang terkesan menyulitkan pasangan Anies dan Cak Imin. Anies dinilai memiliki integritas, rekam jejak, gagasan, hingga karya yang jelas.
"Jadi memang integritasnya sangat beda. Karena orang-orang berintegritas cenderung berkumpul di tempat yang sama," tutur dia.
Saut menegaskan praktik kotor tersebut harus dilawan lantaran bisa merusak demokrasi. Bahkan, bisa membuat mundur peradaban Indonesia.
"Ini bahaya kalau tidak dilawan. Karat-karat ini harus dibersihkan agar tidak semakin mundur," ucap dia.
Saksikan selengkapnya Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Obok-obok Kasus Masa Lalu Jelang Pemilu," di sini