Pertemuan bilateral Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump, 23 September 2025. (Kantor Kepresidenan Ukraina)
Willy Haryono • 21 December 2025 09:05
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Amerika Serikat telah mengusulkan perundingan tatap muka pertama antara Ukraina dan Rusia dalam enam bulan terakhir, ketika para diplomat berkumpul di Miami untuk pembicaraan baru guna mengakhiri perang.
Utusan Rusia Kirill Dmitriev mengatakan pada Sabtu bahwa dirinya tengah menuju Miami. Sementara itu, tim Ukraina dan Eropa juga berada di kota tersebut untuk mengikuti perundingan yang dimediasi oleh utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, serta menantu Trump, Jared Kushner.
“Mereka mengusulkan format ini, sejauh yang saya pahami: Ukraina, Amerika, Rusia,” ujar Zelensky, dikutip dari TRT World, Minggu, 21 Desember 2025. Ia menambahkan bahwa pihak Eropa juga bisa hadir dan bahwa “secara logis, pertemuan bersama semacam itu dapat digelar setelah kita memahami potensi hasil dari pertemuan yang telah berlangsung sebelumnya.”
Para utusan Trump mendorong rencana di mana Amerika Serikat akan menawarkan jaminan keamanan kepada Ukraina. Namun, Kyiv kemungkinan akan diminta menyerahkan sebagian wilayahnya, sebuah prospek yang ditentang oleh banyak warga Ukraina. Meski demikian, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Jumat menegaskan Washington tidak akan memaksa Ukraina menerima kesepakatan apa pun.
“Tidak akan ada perjanjian damai kecuali Ukraina menyetujuinya,” kata Rubio, seraya menambahkan bahwa dirinya mungkin akan bergabung dalam pembicaraan pada Sabtu di Miami, kota kelahirannya.
Dalam unggahan di platform X, Dmitriev menulis bahwa ia “dalam perjalanan ke Miami," disertai emoji burung merpati perdamaian dan video singkat matahari pagi yang menembus awan badai di sebuah pantai dengan pohon palem. Ia mengatakan video tersebut mengingatkannya pada kunjungan sebelumnya, di tengah apa yang ia sebut upaya pihak-pihak “penghasut perang” untuk menggagalkan rencana perdamaian AS bagi Ukraina.
Terakhir kali utusan Ukraina dan Rusia menggelar perundingan langsung resmi adalah pada Juli di Istanbul, yang menghasilkan pertukaran tahanan tetapi tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata konkret. Keterlibatan Rusia dan Eropa kali ini menandai kemajuan dibandingkan sebelumnya, ketika Amerika Serikat menggelar pembicaraan terpisah dengan masing-masing pihak di lokasi berbeda.
Namun, kecil kemungkinan Dmitriev akan melakukan pembicaraan langsung dengan perunding Eropa, mengingat hubungan kedua pihak masih sangat tegang. Moskow, yang mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, menilai keterlibatan Eropa justru akan menghambat proses perundingan dan kerap menggambarkan para pemimpin Eropa sebagai pihak yang pro-perang.