Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, melakukan sosialisasi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gedung Serba Guna Desa Batujajar, Kecamatan Batujajar. Dokumentasi/ istimewa
Bandung: Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali digelar di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Gedung Serba Guna Desa Batujajar, Kecamatan Batujajar, Minggu, 23 November 2025. Warga Desabatujajar tampak antusias menyambut kehadiran program strategis nasional MBG yang menjadi andalan Presiden Prabowo Subianto.
Sosialisasi yang digelar DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, Anggota Komisi II DPR RI Dapil Jawa Barat 2, Ahmad Heryawan, serta Tenaga Ahli Direktorat Promosi dan Edukasi Gizi BGN, Teguh Supangardi.
Baca Juga :
Netty menjelaskan lahirnya Program MBG berangkat dari kondisi darurat gizi kronis yang masih terjadi di Indonesia. Ia menekankan bahwa stunting bukan sekadar persoalan tinggi badan, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak.
“Program MBG hadir bukan hanya untuk menyediakan makanan sehat, tetapi juga untuk meningkatkan edukasi masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang. Kita perlu memastikan 1.000 hari pertama kehidupan anak benar-benar terpenuhi gizinya,” kata Netty saat melakukan sosialisasi dikutip Kamis, 27 November 2025.
Sosialisasi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gedung Serba Guna Desa Batujajar, Kecamatan Batujajar. Dokumentasi/ istimewa
Netty juga menegaskan pentingnya pembaruan konsep gizi dalam masyarakat. Ia menyampaikan bahwa pedoman “4 Sehat 5 Sempurna” telah bergeser menuju panduan “Isi Piringku” yang lebih aplikatif. “Dengan gizi yang baik, kita sedang menyiapkan generasi yang lebih sehat, lebih cerdas, dan lebih siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Senada, Anggota Komisi II DPR RI Dapil Jawa Barat 2, Ahmad Heryawan, menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjalankan MBG. Menurutnya, program ini bukan hanya terkait pemberian makanan, tetapi juga membangun kesadaran dan ketahanan keluarga.
Ia juga menekankan keterlibatan pelaku usaha dan penyedia pangan lokal akan memperkuat rantai ekonomi masyarakat sekitar.
“Kelompok rentan ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta peserta didik—harus menjadi prioritas utama. MBG bukan hanya program kesehatan, tetapi sebuah gerakan nasional dengan dampak sosial-ekonomi,” tegasnya.
Kemudian perwakilan Badan Gizi Nasional, Teguh Supangardi, menyampaikan bahwa MBG merupakan upaya konkret pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ia memaparkan sejumlah tantangan gizi di Indonesia, termasuk tingginya kasus stunting dan gizi ganda.
“Program MBG didesain dengan empat prinsip utama yakni pemenuhan energi, keseimbangan zat gizi, kebersihan, dan keamanan pangan,” ungkapnya.