Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto: Metro TV/Khairunnisa Putri.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Hal ini akibat pengaruh dua bibit siklon tropis yang terbentuk di utara Indonesia serta penguatan fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal.
BMKG menyampaikan bahwa hujan lebat hingga ekstrem masih berpeluang terjadi di berbagai daerah dalam beberapa hari ke depan. Sejumlah wilayah telah mengalami hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem, termasuk Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Maluku, serta Papua Tengah. Peningkatan curah hujan dipengaruhi dua bibit siklon tropis yang terbentuk di sekitar utara Indonesia.
"Bibit Siklon Tropis 95B yang aktif di Selat Malaka meningkatkan hujan di Aceh dan Sumatra Utara, sementara Bibit Siklon Tropis 92W di Laut Filipina berdampak pada peningkatan hujan di wilayah Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua bagian utara," ungkap BMKG dalam keterangan resmi, Kamis, 27 November 2025.
Selain bibit siklon, BMKG mencatat Indian Ocean Dipole (IOD) bernilai negatif yang memperkuat potensi hujan di Indonesia bagian barat, sementara La Nina lemah juga turut meningkatkan hujan di wilayah timur. Penguatan Monsun Asia disebut menambah suplai uap air ke Indonesia, memicu pembentukan awan hujan lebih intens di banyak wilayah. Gelombang atmosfer seperti Madden–Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Gelombang Rossby turut berkontribusi memperkuat potensi cuaca signifikan.
Bibit Siklon Tropis 95B dengan kecepatan angin 25 knot dan tekanan 1006 hPa diperkirakan bergerak menuju Laut Andaman dan memberi dampak tidak langsung berupa hujan sedang–lebat disertai angin kencang di Aceh dan Sumatra Utara. Gelombang tinggi hingga 4 meter juga berpotensi terjadi di Selat Malaka bagian tengah, perairan timur Sumatra Utara, serta perairan Riau.
Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 92W dengan kecepatan angin 30 knot dan tekanan 1000 hPa yang terpantau di Laut Filipina diperkirakan menguat dan berdampak pada hujan sedang–lebat di Kepulauan Sangihe dan Talaud, Laut Maluku, perairan Halmahera, hingga Papua bagian utara.
BMKG juga memantau Siklon Tropis FINA dengan kecepatan angin 85 knot di Laut Timor, yang meski menjauh dari Indonesia, masih memicu gelombang tinggi hingga 2,5 meter di perairan selatan Kepulauan Leti–Tanimbar dan Laut Arafuru bagian barat.
Dalam periode 25–27 November, hujan sedang diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah termasuk Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Hujan lebat–sangat lebat dengan status siaga berpotensi terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Utara. Angin kencang juga berpotensi terjadi di Aceh dan Sumatra Utara.
Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto: Metro TV/Khairunnisa Putri.
Pada periode 28 November–1 Desember, hujan sedang diperkirakan meluas ke berbagai wilayah termasuk Aceh, Sumatra, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Status siaga hujan lebat–sangat lebat diberlakukan untuk Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Barat, sementara angin kencang masih mengancam Aceh dan Sumatra Utara.
"BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan longsor. Masyarakat diminta menjauhi area terbuka saat terjadi hujan disertai petir dan angin kencang serta memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG," demikian keterangan BMKG.