Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 7 December 2025 13:44
Kyiv: Rusia kembali melancarkan serangan udara ke Ukraina pada Sabtu malam, hanya beberapa jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ia melakukan panggilan telepon yang “sangat konstruktif” dengan tim negosiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump usai tiga hari pembicaraan di Florida.
Wali Kota Kremenchuk, sebuah pusat industri besar di Ukraina tengah, melaporkan bahwa kota tersebut berkali-kali diserang dalam “serangan masif." Belum ada laporan korban jiwa sejauh ini.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya menembak jatuh 77 drone Ukraina di sejumlah lokasi.
Dilansir dari BBC, Minggu, 7 Desember 2025, serangan udara terus berlanjut meski upaya diplomatik untuk mengakhiri perang semakin intensif, termasuk pembahasan mendetail antara Ukraina dan AS di Miami untuk menyusun kerangka perdamaian yang dapat diterima kedua pihak.
Sabtu kemarin, Zelensky mengatakan ia “bertekad” melanjutkan kerja sama dengan AS setelah berbicara dengan utusan Trump, Steve Witkoff, dan menantu Trump, Jared Kushner, pada penutupan pembicaraan tersebut. Zelensky mengatakan mereka membahas bagaimana memastikan Rusia mematuhi setiap kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Beberapa jam kemudian, Wali Kota Kremenchuk Vitaliy Maletsk mengatakan kotanya mengalami “serangan gabungan masif” yang menargetkan infrastruktur. Besarnya kerusakan belum dapat dipastikan hingga Minggu pagi, namun ia mengatakan air, listrik, dan pemanas telah terputus bagi sebagian warga. Kota tersebut, yang berada di antara Kyiv dan garis depan di timur, telah berulang kali menjadi sasaran sejak invasi penuh Rusia pada Februari 2022.
Gedung Putih terus mendorong Kyiv dan Moskow agar menyetujui rencana multi-poin untuk mengakhiri perang, tetapi sejauh ini belum ada tanda terobosan meski kedua pihak mengikuti proses yang dipimpin AS.
“Ukraina bertekad terus bekerja dengan itikad baik bersama pihak Amerika untuk benar-benar mencapai perdamaian,” tulis Zelensky di X.
“Kami membahas banyak aspek dan meninjau poin-poin kunci yang dapat mengakhiri pertumpahan darah dan menghilangkan ancaman invasi besar-besaran Rusia di masa depan," sambungnya.
Serangan Rusia pada Minggu dini hari mengikuti serangan yang lebih luas 24 jam sebelumnya, yang menuai kecaman dari sekutu-sekutu Eropa Ukraina.
Dalam unggahan di media sosial, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan ia telah berbicara dengan Zelensky dan menyampaikan “solidaritas penuh."
“Prancis bertekad bekerja dengan semua mitra untuk mengamankan langkah-langkah deeskalasi dan memberlakukan gencatan senjata,” tambahnya.
Macron, Zelensky, Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz dijadwalkan mengadakan pembicaraan langsung di London pada Senin.
Eropa menolak sejumlah versi awal rencana perdamaian yang dipimpin AS dan berupaya mendapatkan dukungan Gedung Putih untuk proposal mereka sendiri, termasuk jaminan keamanan komprehensif bagi Ukraina pascaperang—termasuk kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian.
Sir Keir memimpin dorongan pembentukan apa yang disebut coalition of the willing, yakni kelompok longgar sekutu Ukraina yang berkomitmen untuk terus mendukung pertahanan Kyiv jika gencatan senjata berlaku, guna mencegah invasi kedua. Ia menilai proposal itu “sangat penting” untuk keamanan jangka panjang Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menolak gagasan tersebut, dengan mengatakan pasukan apa pun yang dikerahkan ke Ukraina akan menjadi “target sah."
Pada Sabtu, negosiator AS dan Ukraina juga menyerukan Rusia untuk menunjukkan “komitmen serius terhadap perdamaian jangka panjang." Pernyataan bersama itu dikeluarkan beberapa hari setelah Witkoff kembali dari pembicaraan dengan Putin di Kremlin yang gagal menghasilkan terobosan.
Witkoff dan Rustem Umerov, yang kini menjadi negosiator utama Zelensky, mengatakan bahwa mereka telah “menyetujui kerangka pengaturan keamanan” dan “membahas kemampuan penggentar yang diperlukan untuk menjaga perdamaian yang langgeng."
Baca juga: Utusan AS Sebut Rusia Belum Tertarik pada Perdamaian di Ukraina