Pembangunan Honai Adat di Kampung Elaboge, Distrik Silo Karno Doga, Kabupaten Jayawijaya mendapat dukungan pemerintah pusat. Foto: Dok/Istimewa
Jayawijaya: Pemerintah Pusat mendukung pembangunan Honai Adat di Kampung Elaboge, Distrik Silo Karno Doga, Kabupaten Jayawijaya, sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya sekaligus pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal. Program ini diarahkan untuk menjadikan Kampung Elaboge sebagai Kampung Adat Percontohan di wilayah Papua Pegunungan.
Kepala Kampung Elaboge sekaligus Kepala Suku Besar Distrik Silo Karno Doga, Habo Holago, menjelaskan bahwa secara historis kampung tersebut memiliki enam honai adat yang menjadi bagian dari tatanan kehidupan masyarakat.
Namun, seiring berjalannya waktu, honai-honai tersebut mengalami kerusakan dan tidak lagi difungsikan. Melalui dukungan pemerintah pusat, honai-honai adat kini dibangun kembali agar dapat difungsikan secara optimal sesuai nilai-nilai adat yang diwariskan leluhur.
Pembangunan saat ini mencakup tujuh unit honai, terdiri atas enam honai pendukung dan satu honai utama. Keenam honai pendukung memiliki fungsi filosofis masing-masing, yaitu honai perempuan, honai laki-laki, honai kesuburan, honai perang, honai keramat, dan honai pertemuan.
Sementara itu, satu honai utama akan difungsikan sebagai museum budaya, tempat penyimpanan benda bersejarah sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat, generasi muda, dan wisatawan.
Makna dan Pelestarian Honai
Honai bukan sekadar rumah adat, melainkan simbol persatuan, kehangatan keluarga, dan identitas budaya masyarakat Papua. Bentuk bundar dengan atap jerami tebal dirancang untuk menahan dingin pegunungan Papua, menjadikannya arsitektur yang sesuai dengan kondisi geografis. Dengan melestarikan honai, pemerintah berupaya menjaga warisan leluhur sekaligus memperkuat jati diri masyarakat adat di tengah arus modernisasi.
Kampung Elaboge sendiri terletak di Distrik Silo Karno Doga, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, berada di kawasan pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut, dekat lembah Baliem. Lokasi ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang kuat, sehingga dipilih sebagai pusat pembangunan Kampung Adat Percontohan.
Ribuan honai masih berdiri di Papua, terutama di sekitar Wamena dan Lembah Baliem, yang menjadi pusat budaya suku Dani. Jumlah ini menunjukkan bahwa honai tetap hidup dalam keseharian masyarakat, sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya.
Honai Merupakan Identitas dari Elemen Kekuatan Bangsa
Secara terpisah, Stafsus Menhan Bidang Kedaulatan NKRI Lenis Kogoya menyampaikan, pelestarian honai tidak bisa dilepaskan dari jati diri masyarakat Papua.
"Honai bukan sekadar rumah adat, tetapi simbol persatuan, pusat musyawarah, dan tempat pendidikan budaya yang diwariskan turun-temurun. Dengan melestarikan honai, kita menjaga identitas nasional sekaligus memperkuat kedaulatan NKRI di tanah Papua," kata Lenis.
Pembangunan Honai Adat di Kampung Elaboge, Distrik Silo Karno Doga, Kabupaten Jayawijaya mendapat dukungan pemerintah pusat. Foto: Dok/Istimewa
Honai kata Lenis juga menjadi bukti bahwa pembangunan tidak hanya berbicara tentang infrastruktur besar, tetapi juga tentang warisan budaya yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
"Pemerintah hadir di tengah rakyat dengan mendukung pelestarian honai sebagai ikon budaya Papua Pegunungan, yang sekaligus menjadi daya tarik wisata dan sumber ekonomi lokal," tegas dia
Harapan ke Depan
Menurut Habo Holago, keberadaan honai-honai ini mencerminkan struktur sosial, nilai adat, serta identitas budaya masyarakat Kampung Elaboge yang diwariskan turun-temurun.
Ia menegaskan bahwa kawasan Honai Adat akan dikelola sebagai pusat kegiatan adat, budaya, dan pariwisata yang terintegrasi, berkelanjutan, serta mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Dukungan pembangunan ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat di bawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam mendorong pemerataan pembangunan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Melalui pembangunan tujuh honai adat tersebut, Kampung Elaboge diharapkan berkembang sebagai destinasi wisata budaya yang berdaya saing dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat identitas nasional Papua Pegunungan.