Peringatan Tsunami Jepang Dicabut Setelah Gempa Magnitudo 6,9 Mengguncang

Kondisi Jepang usai diguncang gempa besar di awal pekan. Foto: Kyodo

Peringatan Tsunami Jepang Dicabut Setelah Gempa Magnitudo 6,9 Mengguncang

Muhammad Reyhansyah • 12 December 2025 14:29

Tokyo: Jepang telah mencabut peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang wilayah timur laut negara itu pada Jumat 12 Desember 2025.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) sebelumnya menetapkan magnitudo awal gempa tersebut sebesar magnitudo 6,7 tetapi kemudian direvisi.

Gempa tersebut terjadi pada pukul 11.44 pagi di lepas pantai prefektur Aomori dengan kedalaman 20 km, setelah gempa bumi yang lebih besar berkekuatan 7,5 magnitudo mengguncang wilayah yang sama pada Senin malam.


Sejauh ini telah tercatat dua gelombang setinggi 20 cm, satu di kota Erimo di pulau utama utara Hokkaido pada pukul 12.35 siang, dan satu lagi tiga menit kemudian di wilayah Aomori, kata badan tersebut.

Televisi NHK mengatakan tidak ada perubahan yang jelas di kedua pelabuhan tersebut. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) juga mengatakan bahwa gempa tersebut berkekuatan 6,7 dan berjarak 130 km dari kota Kuji di prefektur Iwate di pulau utama Honshu.

Setelah gempa bumi hari Senin, yang melukai setidaknya 50 orang, pemerintah mengeluarkan peringatan khusus yang mengingatkan penduduk di wilayah yang luas, dari Hokkaido di utara hingga Chiba, timur Tokyo, untuk waspada terhadap kemungkinan gempa bumi dahsyat yang akan terjadi lagi dalam waktu seminggu.

Getaran pada hari Jumat tersebut berkekuatan 4 pada skala intensitas seismik Jepang 1-7.

NHK melaporkan bahwa tingkat guncangan lebih rendah daripada gempa besar berkekuatan 7,5 pada Senin malam, yang menyebabkan barang-barang berjatuhan dari rak, merusak jalan, memecahkan jendela, dan memicu gelombang tsunami hingga 70 cm.

Otoritas Regulasi Nuklir menyatakan pada hari Jumat bahwa tidak ada tanda-tanda anomali langsung di fasilitas nuklir wilayah tersebut.

Wilayah ini dihantui oleh kenangan gempa bawah laut dahsyat berkekuatan 9,0 pada tahun 2011, yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.

Pada Agustus 2024, JMA mengeluarkan peringatan khusus pertamanya untuk bagian selatan pantai Pasifik Jepang, memperingatkan kemungkinan "gempa besar" di sepanjang Palung Nankai.

Palung bawah laut sepanjang 800 km ini adalah tempat lempeng tektonik laut Filipina "menukik" -,atau perlahan-lahan tergelincir,- di bawah lempeng benua tempat Jepang berada.

Pemerintah menyatakan bahwa gempa di Palung Nankai dan tsunami yang menyertainya dapat menewaskan hingga 298.000 orang dan menyebabkan kerugian hingga USD2 triliun.

JMA mencabut peringatan tahun lalu setelah seminggu, tetapi hal itu menyebabkan pembelian panik bahan pokok seperti beras dan mendorong wisatawan untuk membatalkan reservasi hotel.

Jepang terletak di atas empat lempeng tektonik utama di sepanjang tepi barat "Cincin Api" Pasifik dan merupakan salah satu negara paling aktif secara seismik di dunia.

Kepulauan ini, yang dihuni sekitar 125 juta orang, mengalami sekitar 1.500 guncangan setiap tahunnya. Sebagian besar gempa bersifat ringan, meskipun kerusakan yang ditimbulkannya bervariasi tergantung pada lokasi dan kedalaman di bawah permukaan bumi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)