Balas Tarif Trump, Tiongkok Terapkan 34% Tarif untuk Barang AS

Bendera AS dan Tiongkok. (EFE-EPA FILE/MARK R. CRISTINO)

Balas Tarif Trump, Tiongkok Terapkan 34% Tarif untuk Barang AS

Riza Aslam Khaeron • 5 April 2025 13:29

Beijing: Pemerintah Tiongkok secara resmi memberlakukan tarif balasan sebesar 34% terhadap seluruh barang impor dari Amerika Serikat mulai 10 April 2025. Langkah ini diumumkan pada Jumat, 4 April 2025, sebagai respons langsung atas kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memperluas tarif impor terhadap produk Tiongkok dengan besaran yang sama dua hari sebelumnya.

"Praktik AS ini tidak sejalan dengan aturan perdagangan internasional, secara serius merusak hak dan kepentingan sah Tiongkok, dan merupakan praktik penindasan sepihak yang khas," tegas Komisi Tarif Dewan Negara Tiongkok dalam pernyataan resminya, mengutip CNN pada Jumat, 4 April 2025.

Langkah ini disebut sebagai eskalasi paling tajam dari Tiongkok sepanjang perang dagang kedua negara. Jika sebelumnya Beijing hanya merespons dengan tarif terbatas pada produk pertanian dan energi AS, kini Tiongkok menyasar seluruh lini barang dari Amerika.

Sebagai bagian dari kebijakan balasan ini, Tiongkok juga memasukkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar entitas tidak dapat dipercaya, termasuk produsen drone dan perusahaan teknologi strategis. Beijing turut memberlakukan pembatasan ekspor terhadap 16 perusahaan asal AS dan larangan ekspor tujuh jenis mineral tanah jarang seperti samarium dan gadolinium.

Menurut Leah Fahy dari Capital Economics, "Xi Jinping tampaknya merasa bahwa perekonomian Tiongkok cukup kuat untuk menahan apapun yang akan dilemparkan Trump berikutnya."
 

Baca Juga:
Tiongkok Siap Balas Tarif Timbal Balik AS

Kementerian Perdagangan Tiongkok juga mengumumkan penyelidikan anti-dumping terhadap tabung sinar-X CT medis asal AS dan India. Sementara itu, pasar global langsung merespons negatif. Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.000 poin, S&P 500 turun lebih dari 3%, dan Nasdaq jatuh 3,5% pada hari yang sama. Pasar Eropa dan Inggris juga terpukul hingga 3%.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengakui bahwa "pasar runtuh" setelah kebijakan Trump diberlakukan, namun menyatakan, "Pasar akan menyesuaikan. Dunia hanya ingin tahu aturannya. Begitu tahu, mereka akan menyesuaikan."

Craig Singleton dari Foundation for Defense of Democracies menyebut respons Tiongkok ini bukan sekadar balasan acak, melainkan "rekalibrasi strategis" yang menyasar sektor paling sensitif secara politis bagi AS.

Ekonom Larry Hu dari Macquarie Group memperkirakan tarif baru ini dapat memangkas hingga 2,5 poin persentase dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini. Dengan rata-rata tarif AS terhadap produk Tiongkok kini mencapai 69%, Hu menilai dampaknya dapat terasa melalui penurunan permintaan, perlambatan global, dan penurunan ekspor ulang.

Pemerintah Tiongkok menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada 2025. Untuk mencapainya, Beijing diperkirakan akan meningkatkan konsumsi domestik guna menahan dampak guncangan perdagangan dari eskalasi perang tarif terbaru ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)