Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Foto: Metro TV/Adinda Vinka.
Jakarta: Repatriasi koleksi Dubois membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat penelitian paleoantropologi dunia. Koleksi bersejarah ini akan segera ditempatkan di museum nasional dan pusat penelitian Sangiran.
Pemerintah berencana memfasilitasi riset kolaboratif bersama ilmuwan dunia, sekaligus menjadikan fosil Java Man sebagai materi edukasi generasi muda.
"Indonesia juga terbuka bagi ilmuwan dunia untuk datang mempelajari misteri koleksi ini. Kembalinya Java Man menjadi katalis bagi intensifikasi ilmu paleoantropologi," jelas Fadli Zon, Kamis, 2 Oktober 2025.
Ia menyebut lebih dari 50 persen temuan Homo erectus dunia berasal dari Indonesia. Hal ini meneguhkan posisi Indonesia sebagai laboratorium alam evolusi manusia.
"Indonesia harus menjadi pusat penelitian evolusi manusia. Kita akan tingkatkan aktivitas lewat UNESCO Center for Human Evolution di Asia Tenggara," tambah Fadli.
Fadli menegaskan koleksi ini adalah hak budaya bangsa. Repatriasi bukan hanya pemulihan sejarah, tapi juga strategi menjadikan Indonesia pemimpin riset dan edukasi global.
Selain Dubois, Indonesia juga tengah memperjuangkan pengembalian koleksi lain, termasuk fosil von Koenigswald yang kini tersimpan di Jerman serta benda pusaka bersejarah di Belanda.
Repatriasi koleksi fosil bersejarah milik Indonesia
Sebelumnya, pemerintah resmi mengumumkan repatriasi koleksi fosil bersejarah Eugène Dubois dari Belanda. Koleksi puluhan ribu spesimen, termasuk Homo erectus yang dikenal sebagai Java Man, kembali ke Tanah Air setelah lebih dari seabad tersimpan di Belanda.
Keputusan pengembalian disampaikan langsung Pemerintah Belanda melalui Surat Pernyataan Kehendak kepada Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. Langkah ini didasarkan rekomendasi Komite Koleksi Kolonial (CCC) yang menilai koleksi Dubois diperoleh secara tidak sah pada masa kolonial.
CCC menegaskan koleksi Dubois harus dikembalikan karena digali dengan sistem kerja paksa dan kepergiannya menghambat riset ilmiah di Indonesia. Kehadiran kembali fosil ini diharapkan memulihkan narasi sejarah evolusi manusia yang menempatkan Jawa sebagai pusat penting.
Java Man pertama kali ditemukan Eugène Dubois di Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada 1891. Temuan berupa atap tengkorak, geraham, dan tulang paha ini merupakan bukti fosil Homo erectus pertama di dunia. Selama lebih dari 100 tahun, koleksi tersebut tersimpan di Museum Naturalis, Leiden, Belanda.