Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 19 May 2025 11:41
Teheran: Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa program pengayaan uranium negaranya akan terus berjalan, terlepas dari ada atau tidaknya kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu disampaikan menjelang putaran kelima perundingan nuklir tidak langsung antara AS dan Iran yang dimediasi Oman.
"Dengan atau tanpa kesepakatan, pengayaan (uranium) di Iran akan tetap berlangsung," kata Araghchi dalam pernyataan di platform X, Minggu, 18 Mei 2025.
Ia menambahkan bahwa jika AS sungguh ingin memastikan Iran tidak memperoleh senjata nuklir, "sebuah kesepakatan dapat dicapai."
Pernyataan Araghchi muncul beberapa jam setelah utusan khusus AS untuk Asia Barat, Steve Witkoff, mengatakan bahwa pengayaan uranium merupakan “garis merah” bagi Washington.
Dalam wawancara dengan ABC, Witkoff menegaskan bahwa AS “tidak dapat menerima bahkan satu persen kapasitas pengayaan.”
Menanggapi itu, Araghchi menyatakan bahwa posisi Iran sebagai anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) sudah jelas. “Kami tidak akan membiarkan penyimpangan dari hak-hak tersebut,” tegasnya.
Ia menyebut penguasaan teknologi pengayaan sebagai pencapaian ilmiah hasil perjuangan besar, baik dari segi nyawa maupun sumber daya.
Menteri Luar Negeri Iran juga menyindir pernyataan publik dari pihak AS, yang dinilainya sering berbeda dengan sikap di balik layar.
“Iran hanya bisa mengendalikan apa yang dilakukan oleh orang Iran. Kami memilih untuk tidak bernegosiasi di ruang publik, terlebih melihat disonansi antara pernyataan AS di depan umum dan dalam pertemuan tertutup,” ujarnya, seperti dikutip Anadolu Agency, Senin, 19 Mei 2025.