Banjir Bandang Nagekeo Hancurkan Infrastruktur dan 747 Keluarga Mengungsi

Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma meninjau lokasi banjir bandang di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur/Foto: dok Humas NTT

Banjir Bandang Nagekeo Hancurkan Infrastruktur dan 747 Keluarga Mengungsi

Media Indonesia • 14 September 2025 18:06

Nagekeo: Banjir bandang yang melanda Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan kerusakan di sejumlah infrastruktur. Data sementara Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Minggu, 14 September 2025, mencatat puluhan bangunan dan fasilitas umum hancur.

Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma mengaku prihatin atas dampak yang ditimbulkan banjir bandang tersebut. Ia menegaskan bahwa data tersebut masih bersifat sementara dan akan terus diperbarui.

"Pemerintah kini memfokuskan penanganan pada beberapa aspek utama, yakni penyediaan tempat tinggal sementara yang layak bagi pengungsi, penyaluran bantuan logistik berupa makanan, air bersih, pakaian, dan obat-obatan, serta pemulihan infrastruktur vital seperti jalan dan jembatan agar akses transportasi bisa kembali normal," ujar Johni, Minggu, 14 September 2025. 

Berdasarkan data terbaru, tercatat, sebanyak 27 unit bangunan irigasi hancur, sehingga memutus pasokan air untuk lahan pertanian. Kemudian, ada 24 titik kerusakan jalan dengan total panjang sekitar 57 kilometer. Kerusakan paling parah di ruas Gako–Mauponggo dan Mauponggo–Maubawa, yang kini tidak dapat dilalui.
 

Baca juga: 

5 Korban Hilang Banjir Bali Masih Dicari


Selain itu, tujuh jembatan utama juga rusak berat. Jembatan-jembatan tersebut yakni Jembatan Kelewae–Boloroga, Jembatan Desa Lajawajo (Kampung Pajomala), Jembatan Boloroga 2, Jembatan Teodhae 1, Jembatan Teodhae 2, Jembatan Maukeli, dan Jembatan Aewoe/Aetore. Rusaknya jembatan-jembatan ini mengakibatkan akses transportasi warga menjadi lumpuh.

Selanjutnya, 10 rumah warga hanyut terbawa banjir. Kemudian 17 rumah rusak berat. Kemudian 48 rumah lainnya rusak ringan.

Banjir juga menimbulkan korban jiwa. Sebanyak 5 orang meninggal dunia, 3 orang masih hilang, dan 16 orang lainnya mengalami luka-luka. Hingga saat ini, sebanyak 747 keluarga harus mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau kerabat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)