PM Israel Benjamin Netanyahu. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 12 January 2025 15:25
Gaza: Kelompok pejuang Palestina Hamas mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa nasib seorang sandera yang masih ditawan di Jalur Gaza bergantung pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pernyataan ini disampaikan sehari setelah istri dari sandera tersebut mengajukan permohonan kepada Hamas untuk bukti bahwa suaminya masih hidup.
Melansir dari Gulf Today, MInggu, 12 Januari 2025, Sharon Cunio telah berbicara langsung kepada Hamas dalam bahasa Arab di sebuah video pada hari Jumat, meminta tanda bahwa suaminya, David, masih hidup — lebih dari 450 hari setelah ia dibawa ke Gaza.
Sharon juga telah disandera Hamas bersama 250 orang lainnya pada 7 Oktober 2023, tetapi dibebaskan di bulan berikutnya bersama putri kembar mereka dalam satu-satunya gencatan senjata singkat dalam perang yang telah berkecamuk selama lebih dari 15 bulan.
Sayap bersenjata Hamas pada hari Sabtu kemarin mengatakan bahwa sejak pembebasan Sharon, tekanan militer Israel telah melonjak dan bahwa David "telah terbunuh, terluka atau (masih) dalam keadaan sehat."
"Netanyahu belum memutuskan. "Waktu hampir habis," sebut Brigade Ezzedine al-Qassam.
Negosiasi terputus-putus telah berlangsung untuk mengakhiri perang Gaza dan membebaskan sisa sandera, dengan putaran terakhir dimulai akhir pekan lalu di Qatar.
Namun, Hamas dan Israel telah berulang kali saling menuduh berusaha menggagalkan perundingan tidak langsung tersebut.
Saat ini, masih ada 94 sandera yang ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang kematiannya telah dikonfirmasi tentara Israel.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang mengakibatkan kematian 1.208 orang di pihak Israel, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel, yang mencakup para sandera yang tewas dalam penahanan.
Setidaknya 46.537 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, telah tewas dalam kampanye militer Israel di Gaza sejak perang dimulai, menurut data yang diberikan kementerian kesehatan Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengonfirmasi angka-angka tersebut sebagai data yang dapat diandalkan.
Baca juga: PM Israel Kirim Bos Mossad untuk Ikuti Negosiasi Gencatan Senjata Gaza