Lokasi runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo. MI
Amaluddin • 1 October 2025 09:24
Sidoarjo: Upaya pencarian dan penyelamatan korban reruntuhan bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung hingga Selasa malam, 30 September 2025. Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang masih diduga tertimbun di bawah material bangunan.
Sebanyak 332 personel gabungan dari berbagai instansi terlibat dalam operasi evakuasi ini. Tim tersebut terdiri dari Basarnas, BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, BPBD daerah sekitar, Dinas PU SDA, Tagana Dinas Sosial, TNI, dan Polri.
Seluruh personel bekerja dengan sistem sif untuk menjaga stamina selama proses evakuasi. Metode ini memastikan operasi penyelamatan dapat berjalan terus menerus tanpa mengorbankan keselamatan petugas.
Meskipun alat berat telah disiagakan di lokasi, penggunaannya masih ditunda sementara waktu. Getaran yang ditimbulkan alat berat dikhawatirkan dapat memperparah kondisi struktur bangunan yang sudah rawan runtuh.
Evakuasi saat ini difokuskan secara manual dengan menggali celah dan lubang pada reruntuhan. Metode ini dinilai lebih aman untuk menyelamatkan korban yang masih selamat di dalam reruntuhan.
"Tim mendeteksi adanya indikasi enam orang korban masih bertahan hidup di salah satu segmen reruntuhan. Kami sudah menyalurkan makanan dan minuman lewat celah untuk menjaga kondisi mereka,” kata salah satu petugas SAR di lokasi.
Baca: Suara Gemuruh di Ponpes Al Khoinzy Bukan Reruntuhan Susulan |
Proses evakuasi saat ini menunggu asesmen teknis dari Basarnas bersama ahli konstruksi. Keputusan penggunaan alat berat akan diambil setelah dipastikan tidak ada lagi korban selamat di dalam reruntuhan.
Hingga pukul 19.00 WIB, tercatat sebanyak 100 orang terdampak insiden ini. Rinciannya terdiri dari 26 orang masih dirawat inap, 70 orang telah diperbolehkan pulang, tiga orang meninggal dunia, dan satu pasien dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
Beberapa rumah sakit menjadi rujukan utama penanganan korban. RSUD RT Notopuro merawat 40 pasien dengan rincian delapan rawat inap dan dua meninggal dunia.RS Siti Hajjar menangani 52 pasien yang terdiri dari 11 rawat inap, satu meninggal dunia, dan satu pasien dirujuk. Sementara RS Delta Surya merawat enam pasien rawat inap, RS Sheila Medika telah memulangkan satu pasien, dan RS Unair merawat satu pasien rawat inap.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, dijadwalkan meninjau langsung lokasi reruntuhan pada Rabu, 1 Oktober 2025. Ia akan berangkat dari Jakarta pukul 06.00 WIB bersama Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan.
BNPB menegaskan insiden ini masuk kategori kegagalan teknologi konstruksi berdasarkan UU Penanggulangan Bencana Nomor 24 Tahun 2007. Dengan demikian, BNPB berwenang melakukan intervensi untuk memastikan penanganan darurat berjalan maksimal.
"Saat ini prioritas utama tetap pencarian dan pertolongan. Kami terus memantau perkembangan di lapangan dan berkoordinasi erat dengan Basarnas, BPBD, TNI, serta Polri," kata Suharyanto.