Presiden Iran Masoud Pezeshkian saat berbicara di PBB. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 29 September 2025 09:19
Teheran: Presiden Iran Masoud Pezeshkian menuding Amerika Serikat (AS) berusaha memastikan agar Republik Islam Iran tidak mampu mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri. Dalam wawancara dengan Fox News yang ditayangkan Minggu, 28 September 2025, ia menegaskan kembali bahwa Teheran tidak pernah berupaya mengembangkan senjata nuklir, meski Iran telah menghadapi sanksi internasional yang kembali diberlakukan PBB.
“Kami tidak pernah mencari apa pun selain program nuklir yang damai,” kata Pezeshkian, mengutip dari TRT World, Senin, 29 September 2025.
“Tidak ada tempat bagi senjata nuklir atau senjata pemusnah massal jenis apa pun. Kami tidak pernah mengejar senjata nuklir. Kami tidak akan pernah mengejar senjata nuklir,” sambungnya.
Terkait infiltrasi intelijen Israel pasca serangan terbaru, Pezeshkian menyalahkan Tel Aviv. “Ini menunjukkan bahwa Israel adalah pihak agresor,” ujarnya, menekankan bahwa serangan tersebut melanggar hukum dan perjanjian internasional.
Pezeshkian menegaskan sikap Iran di tengah meningkatnya tekanan global. Menurutnya, tuduhan bahwa Teheran berniat mengembangkan senjata nuklir tidak berdasar dan semata digunakan untuk menjustifikasi langkah-langkah agresif dari pihak lain.
Ia juga menyinggung serangan AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran awal tahun ini. Teheran kemudian menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dengan alasan lembaga tersebut bersikap bias terhadap Iran.
Di hari yang sama, Prancis, Jerman, dan Inggris mengaktifkan mekanisme snapback berdasarkan Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB. Mekanisme ini mewajibkan pengembalian sanksi dalam waktu 30 hari jika Iran dianggap gagal memenuhi kewajibannya.
Sanksi tersebut, yang pertama kali diberlakukan kembali dalam satu dekade, melarang segala transaksi terkait program nuklir dan rudal balistik Iran. Langkah itu diperkirakan akan memberi dampak lebih luas terhadap perekonomian negara tersebut.
Sementara itu, pejabat pemerintahan Trump sebelumnya mengklaim serangan militer AS telah “menghancurkan total” fasilitas pengayaan nuklir Iran. Namun, Teheran membantah tingkat kerusakan sebagaimana digambarkan Washington.
Baca juga: PBB Berlakukan Kembali Sanksi Embargo Senjata dan Nuklir terhadap Iran