Kemeriahan World Vegan Fest 2025 di San Francisco, AS, 1 November 2025. (KJRI San Francisco)
Willy Haryono • 3 November 2025 13:33
San Francisco: Indonesia kembali menarik perhatian dunia kuliner sehat melalui partisipasinya di World Vegan Fest 2025, yang digelar di SMC Event Center, San Francisco, Sabtu, 1 November 2025. KJRI San Francisco menghadirkan dua ikon pangan Nusantara: jamu dari Acaraki dan tempe dari Wiwas Tempeh, yang mendapat sambutan hangat dari ribuan pengunjung.
Festival tahunan yang diselenggarakan oleh San Francisco Vegan Society (SFVS) itu tahun ini memasuki edisi ke-26 dan dihadiri sekitar 4.000 pengunjung. Mereka datang untuk mencicipi, berdialog, dan membeli berbagai produk nabati dari seluruh dunia, termasuk jamu dan tempe yang menjadi daya tarik utama di stan Indonesia.
Konjen RI San Francisco, Yohpy Ichsan Wardana, mengatakan bahwa partisipasi Indonesia di ajang ini bukan sekadar memperkenalkan produk, tetapi juga nilai budaya dan filosofi di baliknya.
“Semakin banyak warga Bay Area yang ingin tahu tentang jamu dan tempe. Mereka mencari cita rasa otentik sekaligus kisah budaya yang bermakna,” ujar Yohpy, dalam keterangan di siaran pers KJRI San Francisco, Senin, 3 November 2025.
Di stan Indonesia, pengunjung disuguhi dua pengalaman berbeda: penyeduhan jamu manual dengan aroma rempah hangat serta minuman Golden Sparkling—kunyit asam berkarbonasi yang menampilkan inovasi modern tanpa meninggalkan akar tradisi.
Momentum promosi jamu ini kian kuat sejak UNESCO menetapkan “Jamu Sebagai Budaya Kebugaran” sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2023. KJRI San Francisco berupaya menjadikan pengakuan itu sebagai pintu masuk untuk mempopulerkan jamu di pasar Amerika, sejajar dengan minuman sehat populer seperti kombucha dan matcha.
Selain jamu, tempe dari Wiwas Tempeh juga mendapat perhatian besar. Produk kedelai fermentasi khas Indonesia itu diperkenalkan melalui sesi demo masak oleh Chef Alan Wirahadi dari Wisma Indonesia.
“Tempe menonjol karena kesederhanaannya. Bahan dasar alami tanpa tambahan kimia, tapi kaya gizi dan cita rasa,” kata Chef Alan.
Tempe kini juga tengah diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. KJRI menilai, upaya ini penting untuk memperkuat posisi tempe sebagai pangan berkelanjutan yang lahir dari tradisi Indonesia.
Partisipasi KJRI San Francisco tak hanya berhenti pada pameran. Mereka juga menggelar survei kepada pengunjung untuk menilai minat terhadap jamu dan tempe. Hasilnya menunjukkan antusiasme tinggi terhadap Golden Sparkling dan tempe yang dinilai cocok untuk gaya hidup sehat masyarakat Barat.
“Kami hadir di World Vegan Fest bukan hanya sebagai peserta, tapi sebagai storytellers—bahwa warisan rasa Indonesia sejalan dengan nilai kesehatan, etika, dan keberlanjutan yang dijunjung masyarakat dunia,” pungkas Konjen Yohpy Ichsan Wardana.
Baca juga: Warung Maya Milik Diaspora Indonesia Bawa Cita Rasa Nusantara ke Seattle