Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 3 November 2025 20:46
Jakarta: Dalam dunia investasi, saham blue chip merupakan istilah yang seringkali bermunculan. Saham ini dikenal memiliki kinerja stabil dan risiko yang relatif rendah, sehingga sering dijadikan pilihan utama untuk investasi jangka panjang.
Meski istilahnya kerap terdengar di kalangan investor berpengalaman, banyak pemula yang masih belum memahami sepenuhnya apa yang dimaksud dengan saham blue chip.
Apa itu saham blue chip?
Definisi saham
blue chip tidak tercatat secara khusus dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), namun istilah ini biasanya digunakan untuk merepresentasikan saham dari perusahaan besar yang memiliki keuangan sehat, kinerja stabil, serta reputasi baik di pasar. Perusahaan-perusahaan ini umumnya memiliki nilai kapitalisasi pasar besar dan dianggap mampu bertahan dalam jangka panjang.
Istilah
blue chip berasal dari permainan poker, chip berwarna biru memiliki nilai tertinggi. Konsep ini kemudian digunakan di dunia investasi sejak awal abad ke-20 untuk menggambarkan saham perusahaan yang berkualitas dan terpercaya. Hingga kini, saham
blue chip dikenal sebagai pilihan aman bagi investor karena cenderung stabil dan mampu menjaga nilai investasi di tengah naik turunnya pasar.
Ciri-ciri perusahaan dengan saham blue chip
Melansir dari
Sahabat Pegadaian, berikut merupakan ciri-ciri yang menunjukkan suatu perusahaan memiliki manajemen yang stabil dan berkategori saham
blue chip:
- Mudah diperjualbelikan (likuiditas tinggi): Saham blue chip biasanya ramai diperdagangkan, sehingga mudah dibeli atau dijual tanpa banyak memengaruhi harga pasar. Hal ini karena perusahaan yang menerbitkannya punya kinerja bagus dan jumlah saham yang beredar cukup besar.
- Pemimpin di sektor industri (market leader): Perusahaan blue chip umumnya menjadi pemain utama di bidang usahanya. Mereka sudah lama berdiri, punya reputasi kuat, dan produknya dikenal luas di dalam maupun luar negeri.
- Kinerja keuangan stabil dan kuat: Perusahaan kategori ini memiliki laporan keuangan yang sehat, keuntungan yang stabil, dan tetap tangguh meskipun kondisi ekonomi sedang tidak menentu.
- Rajin membagikan dividen: Saham blue chip cenderung rutin memberikan dividen setiap tahun sebagai bentuk keuntungan bagi pemegang saham.
- Nilai perusahaan sangat besar (kapitalisasi pasar tinggi): Biasanya nilai pasar perusahaan blue chip melebihi Rp40 triliun. Nilai besar ini membuat harga sahamnya sulit digerakkan atau dimanipulasi oleh investor tertentu.
(Ilustrasi. Foto: Dok ICDX)
Keunggulan investasi saham blue chip
Berikut merupakan keuntungan yang diperoleh dari investasi saham
blue chip:
- Risiko lebih kecil: Saham blue chip tergolong aman karena dimiliki oleh perusahaan besar yang sudah terbukti kuat dan stabil. Jadi, risikonya lebih terukur dibanding saham dari perusahaan kecil.
- Cocok untuk investasi jangka panjang: Nilai saham blue chip biasanya tumbuh stabil dari waktu ke waktu. Walau tidak naik drastis, hasilnya konsisten dan cocok untuk investasi jangka panjang.
- Dividen rutin dan stabil: Perusahaan dengan saham blue chip umumnya rajin membagikan dividen. Ini membuatnya ideal bagi investor yang ingin passive income secara rutin.
Daftar saham blue chip 2025
Berdasarkan daftar BEI, berikut merupakan daftar saham
blue chip yang tersebar di Indonesia:
Sektor perbankan
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
- PT Bank Jago Tbk (ARTO)
Sektor infrastruktur dan teknologi
- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
- PT XL Axiata Tbk (EXCL)
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
- PT Indosat Tbk (ISAT)
Sektor energi dan bahan tambang
- PT United Tractors Tbk (UNTR)
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADARO)
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
Sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG)
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACE
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
- PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY)
Sektor pertambangan
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI)
- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
Sektor lainnya
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
- PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
- PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
- PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA)
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
- PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
- PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
Meskipun dikenal lebih stabil dibandingkan jenis saham lainnya, saham
blue chip tetap memiliki risiko yang perlu diperhitungkan. Investasi pada instrumen ini juga memerlukan modal yang cukup besar serta pemahaman dan analisis mendalam terhadap kondisi pasar agar keputusan yang diambil lebih bijak dan menguntungkan. (
Alfiah Ziha Rahmatul Laili)