IBC Gelar Indonesia Economic Summit 2026, Dorong Pertumbuhan Inklusif dan Daya Saing Nasional

Indonesia Business Council (IBC) akan menyelenggarakan forum ekonomi tahunan, Indonesia Economic Summit (IES) 2026 (Foto:Dok)

IBC Gelar Indonesia Economic Summit 2026, Dorong Pertumbuhan Inklusif dan Daya Saing Nasional

Patrick Pinaria • 27 August 2025 17:17

Jakarta: Indonesia Business Council (IBC) akan kembali menggelar forum ekonomi tahunan Indonesia Economic Summit (IES) 2026. Forum ekonomi tahunan ini akan mempertemukan lebih dari 100 pembicara terkemuka dan dihadiri 1.000 pemimpin bisnis global untuk membahas arah pembangunan ekonomi Indonesia menuju visi negara maju pada 2045.
 
IES 2026 digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta pada 3-4 Februari 2026. Kali ini, IES mengusung tema "Coming Together to Boost Resilient Growth and Shared Prosperity."
 
Ketua Dewan Pengawas IBC, Arsjad Rasjid, menjelaskan IES dirancang sebagai panggung gagasan sekaligus wadah kolaborasi strategis antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan mitra internasional.
 
"IES bukan hanya sekadar konferensi, tetapi platform untuk bertukar ide, mendiskusikan kebijakan, dan bersama-sama menentukan arah pembangunan ekonomi Indonesia. Tujuan akhirnya adalah menciptakan ekosistem bisnis yang sehat, transparan, berdampak, dan kompetitif," kata Arsjad dalam konferensi pers kick-off di Jakarta, Selasa, 26 Agustus 2025.
 
Arsjad mengungkapkan alasan dipilihnya tema "Coming Together to Boost Resilient Growth and Shared Prosperity." Tema ini dipilih untuk menegaskan pentingnya pertumbuhan yang berketahanan (resilient) sekaligus pemerataan kesejahteraan.
 
"Di tengah ketidakpastian global, pertumbuhan saja tidak cukup. Kita juga perlu memastikan tidak ada yang tertinggal, sesuai visi Presiden Prabowo tentang 0 persen kemiskinan dan 8 persen pertumbuhan ekonomi," kata Arsjad.



Sementara itu, Chief Executive Officer IBC, Sofyan Djalil, menekankan format IES akan menghadirkan tiga elemen utama: pemerintah, pakar ekonomi, serta pelaku bisnis. Menurutnya, ketiganya adalah pihak yang paling berpengaruh dalam pembangunan ekonomi.
 
"Para pakar memberi pandangan berbasis data, pemerintah menetapkan kebijakan, dan pelaku usaha mengimplementasikan secara langsung. Kombinasi ini akan memperkaya diskusi dan memberi arah yang lebih tepat bagi kebijakan ekonomi nasional," jelas Sofyan.
 
IES 2026 dirancang sebagai forum strategis yang mengintegrasikan pemikiran dan aksi nyata. Setiap sesi akan diarahkan menghasilkan solusi implementatif melalui task force lintas sektor, penandatanganan memorandum of understanding (MoU), serta project matchmaking.
 
Agenda ini menitikberatkan pada isu-isu strategis seperti industrialisasi dan investasi berkualitas, adopsi kecerdasan buatan, transisi energi dan pasar karbon, serta diversifikasi ekspor dan ketahanan rantai pasok.
 
"Forum ini menjadi corong bagi para pemimpin bisnis Indonesia untuk menyampaikan masukan dalam penyempurnaan kebijakan dan mendorong tercapainya good economic governance," ujar Arsjad.
 

Baca juga: 

Dari Lahan Tidur Jadi Mal Ladang Jagung: Inovasi Kamilus Tupen untuk Petani


Ia menambahkan, inisiatif 'IBC in Action' juga akan ditampilkan, mencakup pengelolaan sampah, peningkatan kesejahteraan pekerja migran, serta berbagai proyek pembangunan berkelanjutan lainnya.
 
Sofyan Djalil menegaskan, dunia usaha membutuhkan kepastian hukum dan regulasi yang konsisten untuk menarik investasi.
 
"Harmonisasi kebijakan antar-kementerian dan penguatan kemitraan publik-swasta menjadi kunci. Dengan itu, Indonesia dapat memperkuat daya saing di tengah ketidakpastian global," katanya.
 
Sebagai informasi, IES 2025 yang digelar Februari lalu berhasil mempertemukan lebih dari 1.500 peserta dari 40 negara, menghadirkan 85 pembicara dalam 17 sesi, serta menghasilkan rekomendasi penguatan tata kelola ekonomi, investasi talenta, serta peran aktif Indonesia dalam agenda regional dan global.
 
"Dengan semua inisiatif ini, kami berharap IES 2026 dapat menjadi platform kredibel untuk merumuskan agenda strategis, menciptakan solusi konkret, dan memperkuat fondasi ekonomi nasional agar Indonesia mampu bersaing efektif di tingkat regional maupun global," ucap Arsjad.
 

Fondasi Ekonomi 2045

 
Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan semata, melainkan juga ketahanan (resilience) dan pemerataan kesejahteraan (shared prosperity).
 
"Tujuan akhirnya adalah mewujudkan ekosistem bisnis yang sehat, transparan, berdampak, dan kompetitif. Inilah fondasi yang harus diperkuat agar Indonesia mampu bersaing di tingkat global," kata Arsjad.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)