Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi berbicara dalam konferensi pers APEC Korea Selatan di Gyeongju, 1 November 2025. (EFE/EPA/JEON HEON-KYUN)
Riza Aslam Khaeron • 22 November 2025 15:16
Jakarta: Hubungan Jepang dan Tiongkok kembali memburuk tajam setelah pernyataan Perdana Menteri Sanae Takaichi yang menyiratkan kemungkinan keterlibatan militer Jepang jika Tiongkok menyerang Taiwan.
Pernyataan tersebut memicu respons keras dari Beijing, yang menganggapnya sebagai pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip dasar hubungan bilateral kedua negara.
Ketegangan ini menandai titik terendah baru dalam hubungan diplomatik Tokyo-Beijing yang sudah rapuh akibat berbagai isu sebelumnya, dari sengketa Laut Tiongkok Timur hingga peluncuran limbah nuklir ke laut oleh Jepang.
Berdasarkan kronologi terbaru pada 22 November, Tiongkok bersikeras menuntut agar PM Jepang tersebut menarik pernyataannya, yang langsung ditolak oleh Tokyo.
Ketegangan kedua negara Asia Timur tersebut telah berlangsung lebih dari sebulan dan penting untuk mengetahui akar konflik dari perkembangan paling awal, berkut kronologi lengkap ketegangan Jepang-Tiongkok.
31 Oktober 2025
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi bertemu di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan. Keduanya sepakat mendorong hubungan yang konstruktif dan stabil.
1 November 2025
Takaichi memposting di media sosial mengenai pertemuannya dengan pejabat Taiwan selama APEC. Pemerintah Tiongkok segera melayangkan protes keras atas unggahan tersebut.
3 November 2025
Seorang pejabat Taiwan menanggapi protes Tiongkok dengan menyatakan bahwa pertemuan tersebut adalah “hal yang sangat normal”.
7 November 2025
Takaichi menyatakan dalam rapat parlemen bahwa jika Tiongkok menyerang Taiwan, hal itu bisa dikategorikan sebagai “situasi yang mengancam kelangsungan hidup Jepang”, istilah hukum yang memungkinkan Jepang mengerahkan Pasukan Bela Diri.
8 November 2025
Konsul Jenderal Tiongkok di Osaka, Xue Jian, menulis di media sosial, “Kepala kotor yang menyodokkan diri harus dipotong,” merujuk pada komentar Takaichi. Unggahan tersebut kemudian dihapus.
10 November 2025
Beijing menyampaikan protes resmi kepada Jepang. Takaichi mengatakan komentarnya bersifat hipotetis dan berjanji tidak akan mengulanginya di parlemen.
Jepang mengecam pernyataan diplomat Tiongkok sebagai “sangat tidak pantas”, sementara Beijing menyebut pernyataan itu sebagai “pendapat pribadi” Xue Jian yang menanggapi komentar Takaichi yang “salah dan berbahaya”.
11 November 2025
Sejumlah politisi Jepang menyerukan pengusiran Xue Jian dari Osaka menyusul komentarnya yang dinilai kasar.
12 November 2025
Media pemerintah Tiongkok menerbitkan artikel opini yang keras, mengecam pernyataan Takaichi terkait Taiwan.
| Baca Juga: Tiongkok Minta Jepang Cabut Komentar soal Taiwan Jika Ingin Perbaiki Hubungan |