Pemerhati Pangan dan Pertanian Nasional, Eko Margana. Foto: ist.
Ade Hapsari Lestarini • 10 July 2025 22:53
Jakarta: Pemerhati Pangan dan Pertanian Nasional, Eko Margana mendorong agar proses hilirisasi komoditas pertanian di Indonesia melibatkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Menurut dia, pelibatan koperasi desa tidak hanya penting untuk menjamin kepastian pembeli bagi para petani, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi di tingkat desa.
"Program hilirisasi pertanian perlu melibatkan Koperasi Desa Merah Putih. Karena ini akan memperkuat ekosistem ekonomi masyarakat petani di desa-desa," ujar Eko dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Juli 2025.
Eko menegaskan, koperasi desa dapat menjadi penghubung langsung antara petani dan pasar, sekaligus membantu dalam akses pembiayaan yang lebih terjangkau serta pengelolaan logistik pascapanen. Dengan demikian, petani tidak lagi bergantung pada tengkulak atau sistem distribusi yang merugikan.
"Kehadiran Koperasi Desa nanti diharapkan sebagai sarana untuk pembiayaan, pendistribusian, sampai penyimpanan hasil-hasil panen. Sehingga ini akan memutus aktivitas tengkulak yang dapat merugikan petani," ucap dia.
Ia pun berharap program hilirisasi 14 komoditas pertanian yang digagas Kementerian Pertanian (Kementan) dapat bersinergi dengan Koperasi Desa Merah Putih agar dampaknya lebih merata hingga ke desa.
Sebagaimana diketahui, Kementan tengah mengembangkan program hilirisasi terhadap 14 komoditas unggulan. Program ini diproyeksikan mampu menciptakan jutaan lapangan kerja, dengan estimasi penyerapan tenaga kerja mencapai 8,6 juta orang.
Hilirisasi produk pertanian
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, menyampaikan hilirisasi akan difokuskan pada produk-produk yang sudah diproduksi secara masif di Indonesia.
"Menteri mendorong hilirisasi dari produksi pertanian yang sudah ada. Ini akan lebih efisien dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, dibanding dengan menciptakan produk yang baru," ujar Idha dalam Diskusi Akademik Himpunan Alumni Fateta IPB di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin, 9 Juli 2025.
Dalam paparannya, Idha menyebut hilirisasi ini akan menyerap lebih dari delapan juta tenaga kerja, dengan total luas lahan yang digarap mencapai 5,5 juta hektare.
"Nanti kita bisa menyerap tenaga kerja sejumlah lebih dari delapan juta orang, tentu ini akan menghasilkan hasil positif bagi negara kita," sebut Idha.
Adapun 14 komoditas itu antara lain, ayam, kelapa dalam, kakao, mete, kopi, tebu, kelapa sawit, lada, ubi kayu, bawang putih, pengembangan cold chain, kapas, kacang tanah, dan kacang hijau.