Fasilitas reaktor nuklir milik Iran. Foto: Anadolu
Teheran: Iran mengumumkan bahwa fasilitas nuklir Arak yang berfungsi sebagai reaktor air berat diserang oleh Israel pada Kamis 19 Juni 2025. Namun otoritas setempat menegaskan tidak ada ancaman radiasi akibat serangan tersebut.
Menurut laporan televisi pemerintah Iran, fasilitas tersebut telah dievakuasi sebelum serangan terjadi. Pemerintah juga menyatakan situasi saat ini masih dalam kendali penuh dan tidak ada bahaya bagi warga sekitar.
Serangan ini merupakan bagian dari gelombang ketujuh serangan udara
Israel terhadap Iran dalam sepekan terakhir, yang mencakup target di Teheran dan wilayah lainnya.
Sebelum meluncurkan serangan, Israel terlebih dahulu menyebarkan peringatan publik melalui media sosial X. Peringatan tersebut menyertakan citra satelit dari fasilitas Arak yang ditandai dengan lingkaran merah, seperti yang dilakukan Israel dalam serangan-serangan sebelumnya.
Mengutip dari
Politico, Kamis 19 Juni 2025, fasilitas nuklir Arak, yang terletak sekitar 250 kilometer barat daya Teheran, merupakan salah satu lokasi sensitif dalam program nuklir Iran. Meski menggunakan teknologi air berat untuk pendinginan reaktor, fasilitas ini juga menghasilkan plutonium sebagai produk sampingan, yang berpotensi digunakan dalam pembuatan senjata nuklir.
Sebelumnya, Israel telah meluncurkan serangan terhadap berbagai instalasi nuklir Iran, termasuk situs pengayaan uranium di Natanz, bengkel sentrifugal di sekitar Teheran, serta situs nuklir strategis di Isfahan. Beberapa serangan dikabarkan menewaskan jenderal tinggi dan ilmuwan nuklir Iran.
Serangan ke Arak menandai eskalasi lanjutan di tengah ketegangan tinggi antara kedua negara. Serangan Israel juga terjadi sehari setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa keterlibatan militer langsung AS akan membawa “konsekuensi yang tak dapat diperbaiki.”
Berdasarkan laporan kelompok HAM berbasis di Washington, sebanyak 639 orang tewas di Iran akibat serangan Israel, termasuk 263 warga sipil, dan lebih dari 1.300 lainnya terluka. Sebagai balasan, Iran telah menembakkan sekitar 400 rudal dan ratusan drone ke wilayah Israel, menyebabkan sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan terluka.
Beberapa rudal Iran dilaporkan menghantam gedung apartemen di wilayah pusat Israel, menyebabkan kerusakan besar.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah mendesak Israel agar tidak menyerang fasilitas nuklir Iran. Inspektur IAEA terakhir kali mengunjungi reaktor Arak pada 14 Mei. Namun, dengan pembatasan akses dari pihak Iran, IAEA menyatakan telah kehilangan “kelanjutan informasi” mengenai produksi air berat Iran.
Sebagai bagian dari kesepakatan nuklir 2015, Iran setuju untuk merancang ulang reaktor Arak guna mengurangi risiko proliferasi nuklir. Kala itu, Inggris menggantikan peran AS dalam membantu modifikasi reaktor, menyusul keputusan Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2018.
Pada tahap awal kesepakatan, Iran bahkan menjual sebagian besar cadangan air beratnya ke negara-negara Barat, termasuk AS yang membeli 32 ton senilai lebih dari USD8 juta.
(Muhammad Reyhansyah)