Serang Fasilitas Nuklir Iran, PBB dan Dunia Kecam Israel-AS

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres. Metro TV

Serang Fasilitas Nuklir Iran, PBB dan Dunia Kecam Israel-AS

Surya Perkasa • 23 June 2025 17:48

New York: Amerika Serikat dan Israel menuai kecaman global usai meluncurkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir utama milik Iran: Fordo, Isfahan, dan Natanz. Ketiga lokasi tersebut disebut sebagai pusat dari proyek pengayaan uranium Iran.

Serangan militer ini diklaim Presiden AS Donald Trump sebagai langkah demi menjaga perdamaian dunia. Dalam pernyataan resminya, Trump menegaskan bahwa serangan yang ia sebut sebagai "operasi presisi tinggi" itu telah menghancurkan kapasitas nuklir Iran secara total.

“Iran, si pembuat onar di Timur Tengah, harus membuat perdamaian. Jika tidak, serangan berikutnya akan jauh lebih besar dan lebih cepat,” ujar Trump dalam pernyataan usai serangan.

Namun, klaim tersebut langsung menuai penolakan dan kecaman internasional. Sejumlah pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menilai serangan ini sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Iran dan berpotensi memperluas konflik di kawasan.
 

PBB dan dunia desak gencatan senjata

Dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan konflik segera dihentikan dan mendorong jalur diplomasi.

“Konflik ini berisiko meluas ke seluruh kawasan. Kita harus bertindak segera dan tegas untuk menghentikan pertempuran dan kembali ke negosiasi serius dan berkelanjutan mengenai program nuklir Iran,” tegas Guterres, dikutip dalam program Zona Bisnis, Metro TV, Senin, 23 Juni 2025.

Ia juga menegaskan pentingnya solusi jangka panjang yang berbasis transparansi dan verifikasi internasional.

“Kita membutuhkan solusi yang kredibel, komprehensif, dan dapat diverifikasi untuk memulihkan kepercayaan, termasuk dengan memberikan akses penuh kepada inspektur IAEA,” tambah Guterres.
 
Baca: 
Korut Kecam Serangan ke Situs Nuklir Iran, Tuding AS dan Israel Biang Ketegangan

Kecaman terhadap serangan ke Iran ini tidak hanya datang dari negara-negara anggota PBB, tetapi juga dari dalam negeri Amerika Serikat. Banyak pengamat dan warga AS menganggap keterlibatan militer dalam konflik Iran-Israel dapat memperburuk instabilitas dan memicu aksi balasan lebih luas.

Sementara itu, Iran membantah klaim bahwa fasilitas vital mereka telah hancur. Pejabat tinggi Iran menyatakan bahwa lokasi-lokasi strategis telah dievakuasi berbulan-bulan sebelumnya dan tidak mengalami kerusakan signifikan.

Menurut data Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran diketahui meningkatkan pengayaan uranium hingga 60% di fasilitas Fordo, tingkat yang mendekati batasan senjata nuklir. Fasilitas Isfahan sendiri dikenal sebagai kompleks nuklir terbesar Iran yang dibangun sejak 1984 dengan bantuan Tiongkok.

Hingga kini, situasi di kawasan masih berkembang. Dunia internasional terus memantau eskalasi konflik yang dikhawatirkan dapat memicu krisis Timur Tengah yang lebih luas.

(Calista Vanis)
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)