Ilustrasi Papua. Foto: MI/Susanto
Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 8 June 2025 18:00
Jakarta: Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyebut permasalahan di Papua tak bisa diselesaikan dengan hanya satu pendekatan keamanan. Khairul menuturkan perlu ada strategi komprehensif yang menyentuh semua sisi, yakni keamanan, sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
“Pendekatan keamanan tetap penting, apalagi mengingat masih ada ancaman nyata dari kelompok bersenjata. Tapi pendekatan ini tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kehadiran negara yang lebih adil dan melindungi, bukan semata mengendalikan,” ujar Khairul kepada Media Indonesia, Minggu, 8 Juni 2025.
Pemerintah, lanjut dia, juga perlu terus memperkuat kehadiran layanan publik terutama di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, dengan menjadikan masyarakat Papua sebagai subjek yang dilibatkan dalam setiap prosesnya.
Menurut dia, kebijakan afirmatif penting, tapi tidak boleh elitis atau sebatas simbolik. Dia menuturkan kebijakan harus bisa menjangkau masyarakat akar rumput, termasuk di daerah-daerah pedalaman yang selama ini tertinggal.
“Ruang dialog juga harus dibuka dan dijaga. Banyak tokoh adat, gereja, maupun masyarakat sipil Papua yang moderat dan ingin damai, tapi selama ini belum dilibatkan secara optimal sebagai mitra,” ujar dia.
Baca Juga:
Aktivitas Tambang di Raja Ampat Dilarang, Ini Dasar Hukumnya |