Ilustrasi. Foto: dok MI.
M Ilham Ramadhan Avisena • 11 April 2025 16:02
Jakarta: Pasar modal Indonesia terus dilanda gejolak, ditandai dengan capital outflow investor asing hampir Rp30 triliun sejak awal tahun. Karenanya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bergerak cepat merespons tekanan tersebut dengan melonggarkan aturan buyback dan memperketat pengawasan pasar.
Kondisi pasar modal domestik makin menunjukkan tekanan serius. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 8,04 persen dalam tahun berjalan (year to date/ytd) hingga akhir Maret 2025, sementara investor asing terus menarik dana dari pasar dengan net sell sebesar Rp29,92 triliun sejak Januari.
"Non-resident mencatatkan net sales sebesar Rp8,02 triliun secara month to date dan year to date itu masih terdapat net sales sebesar Rp29,92 triliun," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers secara daring, Jumat, 11 April 2025.
IHSG tercatat sempat jatuh ke level 5.996 pada 8 April 2025, memicu penghentian perdagangan (trading halt) selama 30 menit. Inarno mengatakan tekanan yang terjadi pasar modal sangat kuat, namun mulai mereda keesokan harinya. Itu terlihat pada 10 April tercatat kenaikan signifikan sebesar 4,79 persen. Meski demikian, indeks masih melemah 11,67 persen secara tahunan.
Situasi ini tidak hanya berdampak pada saham, tetapi juga pasar obligasi dan aset pengelolaan investasi. Indeks obligasi ICBI turun 0,17 persen bulan lalu. Di sisi lain, meski asset under management (AUM) naik tipis 0,45 persen menjadi Rp811,97 triliun, namun masih terkontraksi 3,71 persen sejak awal tahun.
Untuk meredam gejolak dan mencegah pelarian modal lebih lanjut, OJK meluncurkan sejumlah kebijakan stabilisasi. Salah satunya adalah pelonggaran pembelian kembali saham oleh emiten tanpa harus melalui RUPS.
"Hingga 9 April 2025, terdapat 21 emiten yang berencana melakukan buyback tanpa RUPS dengan total anggaran Rp14,97 triliun. Dari jumlah itu, 15 emiten telah merealisasikan buyback senilai Rp429,72 miliar," terang Inarno.
Baca juga: Pelemahan IHSG Bakal Terus Berlanjut |