Pendiri FPCI Dino Patti Djalal dalam keterangan virtual di acara Global Town Hall 2025. (YouTube / FPCI)
Willy Haryono • 15 November 2025 14:06
Jakarta: Harapan masa depan dunia tetap terbuka, dan sebagian besar datang dari masyarakat sipil yang menjadi kekuatan utama dalam memperjuangkan kemajuan dan perdamaian global. Hal itu disampaikan Pendiri FPCI Dino Patti Djalal saat melanjutkan sambutannya dalam Global Town Hall 2025, sebuah forum internasional yang mempertemukan masyarakat sipil dari berbagai kawasan dunia.
“Masyarakat sipil berada di inti dari harapan ini,” ucapnya.
Dino menyebut masyarakat sipil sebagai kekuatan tak tergantikan, terutama mereka yang terus memperjuangkan martabat manusia, persatuan, dan kerja sama lintas batas.
Ia mencontohkan bagaimana FPCI baru-baru ini menyelenggarakan pertemuan masyarakat sipil terbesar di Asia Tenggara untuk mempromosikan regionalisme yang berpusat pada rakyat. Sementara mitra mereka, Global Citizen, berhasil memobilisasi pendanaan hingga USD 1 miliar untuk melindungi hutan Amazon.
Ia menegaskan bahwa masa depan yang dibutuhkan umat manusia sebenarnya “tidak berada di luar jangkauan.” Untuk menggambarkan potensi perubahan, Dino memaparkan data belanja militer global yang mencapai USD 2,7 triliun pada 2024, naik dari USD 1,7 triliun satu dekade lalu.
Menurut PBB, mengalihkan sebagian kecil dari anggaran tersebut, antara 4 hingga 15 persen, dapat mengakhiri kelaparan, memvaksinasi seluruh anak, hingga menutup seluruh biaya adaptasi iklim di negara berkembang.
Namun, Dino menilai kenyataan hari ini menunjukkan jurang lebar antara masa depan yang sedang dituju dunia dan masa depan yang sebenarnya dibutuhkan. Ia melontarkan sejumlah pertanyaan reflektif: apakah dunia akan menuju masa depan di mana Piagam PBB kehilangan relevansi? Masa depan penuh kegaduhan? Pemanasan global 3 derajat? Dominasi hegemoni? Konflik yang terus meningkat? Hilangnya rasa kemanusiaan?
Menurutnya, masa depan seperti itu bukanlah yang layak diperjuangkan. Karena itu, Dino menyerukan kepada warga dunia untuk bersuara dan terlibat dalam percakapan global.
“Hari ini adalah hari bagi warga dunia—orang biasa, warga yang berpikir, para grassroots—untuk berbicara dari mana pun Anda berada: informasikan, perdebatkan, tantang, dan beri nasihat,” tegasnya.
Dino menutup sambutan dengan ajakan kolektif: membayangkan, memiliki, dan menciptakan masa depan yang dibutuhkan bersama-sama.
Baca juga: Global Town Hall 2025 Resmi Dibuka, Soroti Gejolak dan Krisis Kepercayaan Dunia