Pasukan cadangan Israel berlatih di area yang berbatasan dengan Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 20 August 2025 06:19
Tel Aviv: Pasukan cadangan Israel mulai menerima surat panggilan untuk rencana pendudukan Kota Gaza, meski kelompok Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan mediator Mesir dan Qatar, lapor media lokal pada Selasa.
Channel 12 melaporkan bahwa militer Israel telah mengeluarkan surat panggilan darurat, dikenal sebagai “Order 8,” kepada pasukan cadangan sebagai persiapan operasi menduduki Kota Gaza.
Menurut laporan itu, puluhan ribu personel pasukan cadangan diperkirakan dipanggil dalam beberapa hari mendatang. Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, juga memperpanjang masa tugas pasukan cadangan yang saat ini dikerahkan.
“Langkah militer baru ini dilakukan sebagai persiapan untuk kemungkinan pendudukan Kota Gaza,” lapor Channel 12 dan dikutip Anadolu Agency, Rabu, 20 Agustus 2025.
“Militer Israel sedang melakukan persiapan akhir untuk melaksanakan rencana pendudukan Gaza,” lanjutnya.
Channel 12 juga menyebutkan di laman resminya bahwa “perundingan terkait pertukaran tahanan dengan Hamas bisa berlangsung di tengah baku tembak, dan militer tidak akan berhenti sampai tercapai dan ditandatangani sebuah kesepakatan.”
Sebelumnya di hari Selasa, Zamir memaparkan tahapan rencana invasi, termasuk memperkuat pasukan Israel di Gaza utara.
Pada 8 Agustus, kabinet Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk secara bertahap menduduki kembali Jalur Gaza, dimulai dari Kota Gaza.
Rencana itu mencakup pengusiran sekitar 1 juta warga Palestina dari Kota Gaza ke wilayah selatan, diikuti pengepungan kota dan serangan ke kawasan permukiman.
Sebagai bagian dari langkah tersebut, militer Israel melancarkan serangan besar-besaran pada 11 Agustus di Distrik Zeitoun, Kota Gaza, menurut saksi mata kepada Anadolu. Serangan itu termasuk penghancuran rumah dengan robot berisi bahan peledak, tembakan artileri, tembakan acak, dan pengusiran paksa.
Persiapan Israel berlanjut meski ada perundingan gencatan senjata tidak langsung dengan Hamas, yang telah menyetujui penangguhan operasi militer selama 60 hari berdasarkan proposal Mesir dan Qatar.
Sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan hampir 62.100 warga Palestina di Gaza. Kampanye militer tersebut menghancurkan wilayah kantong itu, yang kini menghadapi ancaman kelaparan.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang di wilayah kantong terkepung tersebut.
Baca juga: Israel Paparkan Rencana Pendudukan Kota Gaza di Tengah Dialog Gencatan Senjata