Saham AS Boncos Gegara Kekhawatiran Tarif Trump

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Saham AS Boncos Gegara Kekhawatiran Tarif Trump

Husen Miftahudin • 4 February 2025 07:29

New York: Saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), karena investor bereaksi terhadap rencana penerapan tarif oleh pemerintahan Donald Trump.
 
Mengutip Xinhua, Selasa, 4 Februari 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 122,75 poin, atau 0,28 persen, menjadi 44.421,91. Indeks S&P 500 turun 45,96 poin, atau 0,76 persen, menjadi 5.994,57. Indeks Nasdaq Composite turun 235,49 poin, atau 1,20 persen, menjadi 19.391,96.
 
Sebanyak enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor teknologi dan barang konsumsi memimpin penurunan dengan masing-masing turun 1,80 persen dan 1,35 persen. Sementara itu, barang kebutuhan pokok dan utilitas memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 0,68 persen dan 0,46 persen.


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)

Tarif impor Trump, yang awalnya ditetapkan berlaku mulai Selasa (5/2), mencakup bea masuk sebesar 25 persen atas barang dari Kanada dan Meksiko dan 10 persen atas impor Tiongkok. Sedangkan impor energi Kanada menghadapi pengurangan tarif sebesar 10 persen.
 
Setelah panggilan telepon pada Senin pagi dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, Trump setuju untuk menunda tarif impor Meksiko selama sebulan menyusul komitmen Sheinbaum untuk mengerahkan pasukan di perbatasan guna mengekang perdagangan fentanil dan imigrasi ilegal.
 
Kemudian pada Senin, Trump mengatakan tarif terhadap Kanada yang diumumkan pada Sabtu akan dihentikan sementara selama periode 30 hari untuk melihat apakah kesepakatan ekonomi final dengan Kanada dapat terwujud atau tidak. Indeks utama AS mempersempit kerugian di sesi pagi berkat perkembangan terbaru.
 

Baca juga: IHSG Masih Jeblok, Parkir di Level 7.030
 

Pertumbuhan ekonomi AS bakal terganggu

 
Wells Fargo Investment Institute mencatat, kekhawatiran terus berlanjut atas potensi kenaikan harga dan tekanan ekonomi. Pendekatan yang terarah dan bertahap dari pemerintah bertujuan untuk mengurangi gangguan terhadap pertumbuhan ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut.
 
Paul Christopher, kepala strategi investasi global di lembaga tersebut, menekankan jasa tetap menjadi pendorong ekonomi utama, sementara sektor industri terus berjuang dengan daya penetapan harga yang lemah di tengah kemerosotan manufaktur.
 
"Mungkin butuh beberapa kuartal untuk merasakan dampaknya secara nyata. Anda mungkin akan melihat beberapa harga yang lebih tinggi, tetapi tidak dalam waktu dekat," jelas Christopher.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)