Gereja Katedral. Foto: Istimewa.
Arga Sumantri • 20 April 2025 09:37
Jakarta: Keuskupan Agung Jakarta menyatakan suasana perayaan Paskah 2025 terasa berbeda. Pada tahun lalu, perayaan Paskah masih gegap gempita pascapelaksanaan Pemilihan Umum 2024 dan harapan munculnya pemimpin baru.
"Paskah tahun 2025 dirayakan dalam situasi dan kondisi sosial politik yang tidak cukup menggembirakan. Ada banyak protes yang terjadi dan kekhawatiran di masyarakat," kata Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, dalam siaran pers Hari Raya Paskah 2025, Minggu, 20 April 2025.
Pada momen Paskah 2025, kata Suharyo, Gereja mendorong penguatan demokrasi dan pelindungan hak sipil yang menjamin kebebasan berpendapat dan berkumpul. Ia mengatakan kondisi perekonomian nasional juga sedang tidak baik-baik saja. Banyak industri padat karya tutup, sehingga angka pengangguran meningkat.
"Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mencatat sekitar 40 ribu orang terkena PHK sepanjang bulan Januari–Februari 2025. Dampak lain juga dirasakan rakyat, seperti kebutuhan dasar masyarakat tidak terpenuhi, kemampuan daya beli menurun, lapangan kerja semakin menyusut," ujarnya.
Keuskupan Agung Jakarta mengajak para pemimpin sungguh–sungguh menjalankan program dan kebijakan yang mampu memenuhi hak–hak dasar warga negara, seperti pendidikan, layanan kesehatan, serta penyediaan lapangan kerja. Dengan begitu, kualitas hidup warga tetap terjaga dan kian meningkat.
"Selain itu, Keuskupan Agung Jakarta meminta kebijakan-kebijakan pemimpin semakin memberikan rasa aman, baik secara sosial, ekonomi dan politik sebagai jantung kebangsaan Indonesia," ungkapnya.
Baca juga: Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Malam Paskah |