Kehancuran akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. (AP)
Willy Haryono • 20 January 2024 20:46
Gaza: Serangan baru Israel di Jalur Gaza menewaskan setidaknya 165 warga Palestina dan membuat 280 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu, 20 Januari 2024. Menurut laporan otoritas kesehatan setempat, masih banyak warga yang diyakini masih terjebak di balik reruntuhan bangunan di Gaza pascaserangan Israel.
“Pasukan Israel melakukan 14 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menyebabkan 165 orang meninggal syahid dan 280 orang terluka dalam 24 jam terakhir,” kata pihak kementerian.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” sambungnya, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Pasukan Israel meledakkan beberapa rumah di kota Al-Qarara, timur laut Khan Younis di Jalur Gaza selatan, menewaskan beberapa orang dan melukai lainnya, menurut laporan kantor berita Palestina Wafa.
Seorang warga Palestina juga tewas setelah menjadi sasaran langsung pesawat pengintai di Khan Younis, kata kantor berita tersebut, mengutip sumber-sumber medis.
Selain itu, pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara gencar yang menargetkan wilayah Bani Suhaila, Al-Zana, Abasan, dan Batn Al-Sameen, timur dan selatan Khan Younis.
Jet tempur Israel juga menembaki kota Jabalia di Jalur Gaza utara, dengan banyak rudal.
Pesawat tempur Israel juga melancarkan serangan udara intensif terhadap Bani Suhaila, Al-Zana, Abasan, dan Batn Al-Sameen di timur dan selatan Khan Younis.
Selain itu, jet tempur juga menyerang Jabalia, sebuah kota di Gaza utara, dengan sejumlah rudal.
Dengan korban terbaru dari warga Palestina, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 24.927 orang, dan 62.388 lainnya terluka, kata kementerian tersebut.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Menurut PBB, sekitar 85 persen warga Gaza telah mengungsi akibat serangan gencar Israel, sementara semuanya mengalami kerawanan pangan.
Ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung, dan kurang dari separuh truk bantuan memasuki wilayah tersebut dibandingkan sebelum konflik dimulai.
Baca juga: Israel Hancurkan Universitas Terakhir di Gaza, Jarah 3.000 Lebih Artefak