Ilustrasi obat-obatan. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 11 December 2024 23:30
Jakarta: PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) menggandeng BeiGene, perusahaan bioteknologi global, dengan menghadirkan dua terapi kanker inovatif, ETAPIDI® (Tislelizumab) dan BRUKINSA® (Zanubrutinib).
Melalui kolaborasi ini, Etana tidak hanya memperkenalkan inovasi global tetapi juga memperkuat sektor
kesehatan Indonesia. Produksi lokal diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nasional dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Inovasi obat-obat lini pertama ini ditujukan untuk berbagai jenis kanker, dan akan tersedia di Indonesia mulai Januari mendatang dengan harga 70 persen lebih murah dibandingkan terapi sejenis.
"Kami ingin memastikan pasien kanker di Indonesia dapat mengakses pengobatan yang berkualitas tanpa harus menghadapi beban biaya yang sangat tinggi. Dengan memproduksi secara lokal, kami dapat menurunkan harga hingga 70 persen dibandingkan obat sebanding," kata Presiden Direktur Etana Nathan Tirtana, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 11 Desember 2024.
(Presiden Direktur Etana Nathan Tirtana (kiri) dan Kepala BPOM Taruna Ikrar (kanan). Foto: Istimewa)
Menurut Nathan, ketersediaan terapi ini menjadi angin segar bagi pasien kanker di Indonesia. Sebelumnya, tingginya biaya pengobatan kanker seringkali memaksa pasien untuk mencari perawatan ke luar negeri, seperti Malaysia atau Singapura.
Dengan harga yang lebih terjangkau dan produksi lokal yang direncanakan melalui transfer teknologi, Etana tidak hanya meningkatkan aksesibilitas tetapi juga mendorong efisiensi biaya yang signifikan.
Nathan mengungkapkan, obat-obatan ini merupakan terapi lini pertama yang digunakan untuk berbagai jenis kanker. Berdasarkan penelitian, terapi ini mampu meningkatkan
progression-free survival hingga lebih dari 70 persen, seperti pada kanker paru-paru dan esofagus.
"Sangat lebih dari 70 persen (tingkat
survival). Saya harus spesifik, pada
lung and esophageal cancer (kanker paru-paru dan esofagus)," jelas dia.
BPOM percepat proses persetujuan edar
Inisiatif ini juga mendapat dukungan penuh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang mempercepat proses persetujuan edar. Dukungan regulator ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memastikan akses terhadap pengobatan inovatif yang dapat menyelamatkan nyawa.
"Badan Pengawas Obat dan Makanan punya komitmen mendukung
inovasi obat, mendukung ketersediaan obat, dan menjadi garda terdepan dalam hal perlindungan, keamanan, dan kualitas obat di nasional kita. Dan segala cara kita akan lakukan untuk kepentingan masyarakat kita," ucap Kepala BPOM Taruna Ikrar.
Langkah Etana ini menunjukkan dedikasi perusahaan dalam mendukung kemandirian sektor kesehatan dan memberikan solusi nyata bagi tantangan kesehatan di Indonesia.
Dengan dimulainya ketersediaan produk pada Januari mendatang, pasien kanker di Indonesia kini memiliki harapan baru untuk mendapatkan pengobatan yang efektif, terjangkau, dan mudah diakses.