Presiden Korsel Yoon Suk Yeol. (The Presidential Palace)
Marcheilla Ariesta • 4 December 2024 17:10
Seoul: Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menghadapi reaksi keras dari partainya sendiri. Ini buntut dari keputusannya mengumumkan darurat keamanan militer pada Selasa, 3 Desember 2024 malam waktu setempat.
Bahkan, seruan yang semakin meningkat untuk mengundurkan diri. Oposisi negara itu mengatakan, berencana untuk mengajukan tuntutan pengkhianatan terhadap pemimpin yang tengah berjuang itu.
“Tuntutan dari para pengunjuk rasa dan seluruh spektrum politik agar Yoon mengundurkan diri diperkuat setelah dekritnya yang dramatis namun berumur pendek tadi malam, yang menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan,” lapor CNN, Rabu, 4 Desember 2024.
Oposisi utama Partai Demokrat mengatakan telah mulai meresmikan rencana dakwaan pengkhianatan terhadap Yoon dan menteri pertahanan dan dalam negeri negara itu, dan akan mendorong pemakzulan mereka, Kantor Berita Yonhap melaporkan.
Sebelumnya, partai itu mengatakan akan memulai proses pemakzulan terhadap Yoon jika dia tidak segera mengundurkan diri atas deklarasi darurat militernya, yang disebutnya sebagai tindakan pemberontakan.
Karena masa depan politiknya tergantung pada ketidakpastian, presiden juga menghadapi perselisihan yang meningkat dalam partainya.
Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa di bawah pimpinan Yoon sedang mempertimbangkan untuk menuntut pengunduran diri seluruh Kabinetnya dan pemecatan Menteri Pertahanan Kim Yong Hyun, Yonhap melaporkan. Yonhap melaporkan bahwa mereka tengah mendiskusikan apakah akan menuntut pengunduran diri Yoon.
Partai Yoon langsung menentang langkah presiden untuk memberlakukan darurat militer, dengan menyebutnya tidak konstitusional. Pemimpin Partai Kekuatan Rakyat Han Dong-hoon mendesak presiden untuk menjelaskan keputusannya yang kontroversial dan telah meminta agar menteri pertahanan dipecat.
Sementara itu, Kepala staf presiden Korea Selatan dan lebih dari 10 sekretaris senior presiden telah mengajukan pengunduran diri, menurut kantor presiden.
Baca juga: Potensi Bahaya dari Korut Mengintai Usai Presiden Korsel Deklarasi Darurat Militer