Wall Street Menguat Berkat Meredanya Inflasi AS

Ilustrasi Wall Street. Foto: Freepik

Wall Street Menguat Berkat Meredanya Inflasi AS

Husen Miftahudin • 16 May 2024 08:04

New York: Indeks saham Amerika Serikat (AS) Dow, S&P 500, dan Nasdaq ditutup dengan mencatatkan rekor tertinggi pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), karena inflasi konsumen mendingin lebih dari yang diharapkan, sehingga meningkatkan harapan untuk tingkat suku bunga yang lebih cepat dan membuat imbal hasil Treasury turun tajam.
 
Mengutip Investing.com, Kamis, 16 Mei 2024, Dow Jones Industrial Average naik 349 poin atau 0,9 persen, S&P 500 naik 1,2 persen lebih tinggi, dan NASDAQ Composite naik 1,4 persen. Ketiga rata-rata utama berada pada kecepatan untuk mencapai rekor penutupan.
 

Inflasi AS melambat

 
Adapun, indeks harga konsumen (CPI) secara keseluruhan melambat menjadi 0,3 persen pada April dari 0,4 persen di bulan sebelumnya, lebih lambat dari perkiraan para ekonom sebesar 0,4 persen.
 
Kondisi ini meningkatkan harapan tren disinflasi kembali ke jalurnya. Sehingga, menjadikan angka tahunan menjadi 3,4 persen, turun dari laju 3,5 persen.  
 
Inflasi inti, tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi, naik 0,3 persen dibandingkan level pada Maret, sementara tingkat inflasi inti tahunan turun menjadi 3,6 persen dari 3,8 persen di bulan sebelumnya.
 
"Laporan harga konsumen yang lebih dingin dari perkiraan telah segera meredakan kekhawatiran akan kenaikan inflasi yang cepat, memicu harapan investor untuk penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang," kata Stifel dalam catatannya.
 
Baca juga: IHSG Menguat Seharian
 

Peluang penurunan suku bunga Fed

 
Pedagang melihat peluang 50,5 persen bank sentral AS akan mulai menurunkan suku bunga pada September, menurut CME FedWatch Tool.
 
Di sisi lain, imbal hasil Treasury turun tajam karena berita tersebut dengan Treasury 10-tahun turun 10 basis poin menjadi 4,34 persen.
 
Di sisi ekonomi lainnya, penjualan ritel tidak berubah pada April, tertinggal dari perkiraan kenaikan 0,4 persen, karena konsumen terus mengalami kesulitan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)