Ilustrasi. Foto: Unplash
Jakarta: Harga minyak ditutup turun tajam pada hari Senin, karena keputusan OPEC+ untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga 2025.
Keputusan yang akan mulai pada akhir tahun itu memicu kekhawatiran tentang surplus pasokan.
Melansir Investing.com, Selasa, 4 Juni 2024, pada pukul 14:30 WIB (18:30 GMT), minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 3,6 persen dan menetap di USD74,22 per barel, sementara minyak berjangka Brent yang akan jatuh tempo di Agustus turun 3,4 persen menjadi USD78,36 per barel.
OPEC perpanjang pemangkasn produksi
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, memutuskan untuk memperpanjang pemangkasan produksi yang sedang berlangsung sekitar 5,86 juta barel per hari hingga 2025.
Secara khusus, OPEC+ akan mempertahankan pengurangan 3,6 juta bph hingga akhir 2025. Sementara itu, 2,2 juta bph pemangkasan akan diperpanjang selama tiga bulan hingga akhir September tahun ini dan kemudian secara bertahap akan dihapuskan dari Oktober hingga September 2025.
Keputusan untuk memperpanjang pemangkasan kemungkinan akan menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran dalam waktu dekat, tetapi langkah untuk mulai menghentikan pemangkasan produksi mulai kuartal III tahun ini, dapat menimbulkan masalah pada tahun 2025.
"Penghentian ini merupakan indikasi yang lebih kuat bahwa tingkat dukungan pasar yang ekstrim oleh OPEC+ (terutama Arab Saudi) mungkin tidak akan bertahan selamanya,” kata Macquarie dalam sebuah catatan.
Menurutnya hal ini juga akan menjadi masalah pada 2025.
Pihak lain juga setuju, dengan Goldman Sachs mengatakan bahwa langkah ini bisa menjadi bearish untuk harga minyak.
“Komunikasi rencana default yang sangat rinci untuk mengurangi pemangkasan ekstra membuat lebih sulit untuk mempertahankan produksi rendah jika pasar ternyata lebih lunak dari ekspektasi OPEC yang bullish,” kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada klien.
OPEC+ mengatakan mereka sedang menunggu untuk melihat perbaikan yang lebih luas dalam kondisi ekonomi dan suku bunga yang lebih rendah sebelum mereka mulai meningkatkan produksi.
Namun, pihak-pihak lain percaya penghentian pemangkasan produksi tidak akan memicu gelombang besar barel OPEC+ yang membanjiri pasar dan menekan harga lebih rendah.
“Beberapa pelaku pasar berpikir bahwa OPEC+ mungkin akan membanjiri pasar, tetapi kami tidak setuju dengan pendapat tersebut,” kata UBS.