Kapal imigran tenggelam di Selat Inggris. (Getty Images)
Marcheilla Ariesta • 4 September 2024 15:24
London: Sebanyak 12 orang tewas dalam kecelakaan kapal pembawa imigran di lepas pantai Prancis, di Selat Inggris. Sebanyak enam anak dan seorang perempuan hamil termasuk diantara korban tewas.
Secara total, 10 dari korban tewas adalah perempuan dan dua laki-laki, menurut kantor kejaksaan setempat.
Lebih dari 50 orang diselamatkan di lepas pantai Cape Gris-Nez, dekat Boulogne-sur-Mer, menurut laporan penjaga pantai Prancis. Mereka melaporkan, dua orang dalam kondisi kritis.
Para pejabat mengatakan kapal itu kelebihan muatan dan bagian bawahnya "robek", sementara kurang dari delapan orang di dalamnya mengenakan jaket pelampung.
Bencana itu adalah hilangnya nyawa paling mematikan di Selat tahun ini. Seorang sumber menduga penyelundup Suriah mungkin terlibat.
Jaksa setempat Guirec Le Bras mengatakan para pejabat yakin para korban sebagian besar berasal dari Eritrea. Namun, mereka belum dapat "menyebutkan kewarganegaraan pastinya".
Sebelum insiden kemarin, sebanyak 30 orang tewas saat menyeberangi Selat Inggris pada 2024, menjadi angka tertinggi untuk tahun mana pun sejak 2021.
Otoritas Prancis sudah mencegah 60 persen keberangkatan perahu kecil. Namun, penyelundup manusia menjejalkan hingga 70 orang di kapal yang biasanya membawa 30 hingga 40 orang - yang menyebabkan kecelakaan kapal yang lebih mematikan.
Menteri Dalam Negeri Inggris Yvette Cooper menggambarkan insiden itu sebagai "mengerikan dan sangat tragis".
"Geng-geng di balik perdagangan manusia yang mengerikan dan tidak berperasaan ini telah menjejalkan semakin banyak orang ke perahu karet yang semakin tidak layak laut, dan mengirim mereka ke Selat Inggris bahkan dalam cuaca yang sangat buruk," katanya, dilansir dari BBC, Rabu, 4 September 2024.
“Upaya untuk membubarkan geng penyelundup yang berbahaya dan kriminal ini serta memperkuat keamanan perbatasan sangat penting dan harus segera dilakukan,” tambahnya.
Steve Smith, CEO Care4Calais, sebuah badan amal yang dibentuk untuk membantu para migran di Calais, mengatakan, “Tragedi-tragedi ini terjadi jauh lebih sering.”
"Setiap pemimpin politik, di kedua sisi Selat kita, perlu ditanya: 'Berapa banyak nyawa yang akan hilang sebelum tragedi yang dapat dihindari ini berakhir?'" ucapnya.
Penjaga pantai Prancis mengatakan helikopter, kapal Angkatan Laut, dan kapal penangkap ikan telah dilibatkan dalam operasi penyelamatan.
Jumlah orang yang melakukan penyeberangan berbahaya melintasi Selat Inggris dengan perahu kecil telah meningkat, dengan lebih dari 135.000 orang datang ke Inggris melalui rute ini sejak 2018.
Lebih dari 21.000 orang telah menyeberangi Selat tahun ini.
Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tetapi lebih sedikit dibandingkan tahun 2022. Jumlah orang yang menyeberang pada tahun 2022 sebanyak 45.755, merupakan jumlah tertinggi sejak data pertama kali dikumpulkan pada 2018.
Baik Partai Buruh maupun pemerintahan Konservatif sebelumnya telah berjanji untuk mengatasi masalah tersebut.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer membatalkan rencana pemerintahan Tory sebelumnya untuk mengirim sejumlah pencari suaka ke Rwanda, yang pertama kali diumumkan pada 2022 tetapi tidak pernah dilaksanakan.
Sir Keir telah berjanji untuk mengambil tindakan yang lebih keras untuk "menghancurkan" geng-geng penyelundup manusia yang bertanggung jawab.
Downing Street mengatakan telah mengambil tindakan untuk menargetkan geng-geng kriminal tersebut dengan merekrut lebih banyak petugas ke Badan Kejahatan Nasional dan mendirikan Komando Keamanan Perbatasan pemerintah.
Namun, para kritikus mengatakan pemerintah seharusnya berbuat lebih banyak untuk menawarkan rute yang aman bagi para pencari suaka."Tidak ada jumlah retorika 'hancurkan geng' dan pemerintah yang akan menghentikan bencana ini terjadi lagi dan lagi jika kebutuhan orang-orang yang dieksploitasi oleh geng-geng tersebut tidak terpenuhi,” kata Amnesty International Inggris.
Baca juga: Jenazah Miliarder Inggris Mike Lynch Ditemukan di Kapal yang Tenggelam di Italia