Ilustrasi, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Foto: Medcom.id/Husen.
Faustinus Nua • 5 September 2024 13:31
Jakarta: Pengembangan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sesuai komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target Net Zero Emission (NZE) di 2060 memerlukan setidaknya investasi sebesar USD14,2 miliar. Hal itu untuk meningkatkan kapasitas listrik EBT menjadi 8,2 gigawatt (GW).
"Kita memerlukan investasi hingga tahun depan (2025) investasi hingga USD14,2 miliar guna menaikkan kapasitas dari renewable itu hingga 8,2 gigawatt. Kita bisa menaikkan bauran energi terbarukan tahun depan dari 13 persen menjadi 21 persen," ucap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 September 2024.
Menurut Eniya, peningkatan kapasitas listrik EBT sesuai target pada 2025 bukanlah sebuah keniscayaan namun memerlukan dana investasi yang sangat besar. "Jadi memang perlu dana yang besar, tetapi bukan tidak mungkin," imbuh dia.
Dia mengatakan, beberapa sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia yang potensi ketersediaannya mencukupi bahkan beberapa melimpah seperti, solar (3.294 GW), angin (155 GW), air (95 GW), arus laut (63 GW), BBN (57 GW), dan panas bumi (23 GW).
Baca juga: PLTA Jatigede Segera Beroperasi, Pasokan Listrik EBT Semakin Bertambah |