Israel dan Hamas saling tuduh terkait lamanya keputusan gencatan senjata. (The New Arab)
Marcheilla Ariesta • 22 March 2024 14:12
Kairo: Kepala badan intelijen Mossad Israel akan melakukan perjalanan ke Qatar pada hari ini, Jumat, 22 Maret 2024. Kunjungannya ke Qatar untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata.
Perundingan gencatan senjata sudah beberapa bulan ini dilakukan, namun hasilnya nihil. Hamas dan Israel saat ini saling tuduh tak mau berkomitmen dengan kesepakatan yang dibahas.
Meski demikian, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada 21 Maret di Kairo bahwa dia yakin pembicaraan yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir masih dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata antara kelompok militan Palestina Hamas dan Israel.
Perundingan di Qatar berpusat pada gencatan senjata sekitar enam minggu yang akan memungkinkan pembebasan 40 sandera Israel sebagai imbalan atas ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, membuka jalan bagi lebih banyak bantuan untuk memasuki daerah kantong di mana kelaparan terjadi karena kekurangan pangan yang ekstrem.
"Negosiator terus bekerja. Kesenjangan semakin menyempit, dan kami terus mendorong tercapainya kesepakatan di Doha. Masih ada pekerjaan sulit untuk mencapainya. Namun saya tetap yakin hal itu mungkin terjadi," kata Blinken.
Poin utama yang menjadi kendala adalah Hamas mengatakan mereka akan membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan yang akan mengakhiri perang, sementara Israel mengatakan mereka hanya akan membahas jeda sementara.
Hal ini dibantah seorang pejabat Palestina yang mengetahui upaya mediasi tersebut, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Hamas telah menunjukkan fleksibilitas. "Israel terus mengulur waktu karena tidak mau berkomitmen untuk mengakhiri perang di Gaza," kata pejabat itu, dilansir dari AsiaOne.
Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepala mata-mata Israel David Barnea akan melakukan perjalanan ke Qatar pada 22 Maret untuk bertemu mediator.
Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya memperkirakan akan melanjutkan serangan terhadap rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza selama beberapa hari lagi.
Fasilitas tersebut, dimana warga melaporkan tank, tembakan dan kebakaran pada tanggal 21 Maret, adalah satu-satunya fasilitas medis yang berfungsi sebagian di bagian utara daerah kantong tersebut dan telah diserang selama empat hari.
Israel mengatakan, kelompok bersenjata Hamas bertahan di kompleks medis, namun Hamas membantahnya. Israel mengklaim telah membunuh 150 pejuang dan menangkap 358 militan di dalam dan sekitar rumah sakit dalam beberapa hari terakhir.
Serangan Israel telah menewaskan hampir 32.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Baca juga: Menlu AS Optimis Gencatan Senjata di Gaza Bisa Terwujud