Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Foto: Istimewa
Jakarta: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan kontribusi sektor ekonomi kreatif khususnya dari sisi ekspor dapat mencapai USD25 miliar hingga USD28 miliar pada tahun ini.
Dengan begitu, menurutnya akan mendorong terciptanya peluang usaha dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Nilai tambah ekonomi kreatif (tahun) 2023 telah menembus Rp1.415 triliun, di atas target Rp1.300 triliun. Namun, kita punya PR (pekerjaan rumah) pada nilai ekspor ekonomi kreatif yakni peluangnya lebih besar sebetulnya," kata Sandiaga saat membuka kegiatan Kelas Ekspor AKI bertema Pelatihan Manajemen Ekspor Impor Dengan Simulasi dilansir Media Indonesia, Senn, 4 Maret 2024.
Ia melanjutkan peluang peningkatan nilai ekspor itu tidak lepas dari menguatnya tingkat daya saing produk-produk ekonomi kreatif pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Tanah Air.
Seperti dicapai para peserta Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) yang merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf. Berdasarkan data yang dihimpun Kemenparekraf/Baparekraf, omzet peserta AKI meningkat antara 15-30 persen.
"15-30 persen (peningkatan omzet) ini pasti belum menghitung potensi ekspor," sebut dia.
Karenanya, melalui pelatihan hasil kolaborasi Kemenparekraf dengan Kemendag ini diharapkan para peserta nantinya tidak hanya menjajaki pasar dalam negeri tapi juga menjadi juara di pasar mancanegara.
Target pencapaian nilai ekspor ekonomi kreatif
Sehingga, dapat mendukung target pencapaian nilai ekspor ekonomi kreatif pada 2024.
"Pelatihan ini diharapkan jadi investasi berharga bagi peserta terpilih yang merupakan para alumni AKI yang ingin memasuki pasar ekspor atau meningkatkan operasi ekspor mereka," jelas Sandiaga.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2023 secara akumulatif mengalami surplus USD36,93 miliar. Begitu juga dengan neraca perdagangan periode Januari 2024 yang kembali mencatat surplus USD2,02 miliar.
Ini memperpanjang catatan surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 45 bulan berturut-turut.
"Indonesia surplus besar sekali, tapi komoditasnya masih hanya yang selama ini mendominasi, belum disentuh dengan produk-produk kita yang lain seperti ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, dan fesyen," kata Sandiaga.